Yap, tepat di 2013, Vice President HRC, Shuhei Nakamoto menegaskan bahwa Honda bakal keluar dari MotoGP jika hal teknis seperti ECU (software dan hardware) terlalu dikendalikan oleh regulasi. Alasan kuat dari mereka adalah karena ini punya kaitan khusus ke riset motor produksi massal.
"Regulasi baru ini turut membuat ajang balap MotoGP jadi lebih menarik. Persaingan lebih ketat, tim-tim manufaktur banyak berdatangan, Suzuki bisa tampil kompetitif, begitu juga Ducati. Memang ada performa yang naik-turun, tapi jujur saja aturan ini sulit untuk dikomplain lagi," klaim Prinsipal tim Repsol Honda, Livio Suppo.
Tak berbeda dengan Suppo, Managing Director Yamaha MotoGP, Lin Jarvis juga merasakan hal yang sama. Ia malah menganggap bahwa apa yang terjadi saat ini di MotoGP, adalah buah kerja keras tim penyusun regulasi untuk menyamakan persepsi dan menyeragamkan ide.
"Banyaknya pemenang tahun ini adalah sesuatu yang sangat positif. Sebelumnya hanya ada tiga tim elit di MotoGP, tapi sekarang Suzuki sudah mulai meraih kemenagnan, bahkan dua tim satelit tahun ini sukses menggondol kemenangan. Bagi tim manufaktur seperti kami, mungkin ini adalah hal yang sangat mengecewakan. Tapi sekarang, bukan hanya dari sisi teknis, kami juga bisa bersama-sama meningkatkan image balap motor ini ke seluruh dunia."
Baca juga:
Usai Melewati Masa Suram, Kini MotoGP Berada dalam Masa Keemasan
Kerja Keras Michelin di MotoGP 2016, Setara Riset 7 Tahun di Balap Lain
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News