Momen Filipo Inzaghi (kanan bawah) juara Liga Champions bersama AC Milan-Foto AFP
Momen Filipo Inzaghi (kanan bawah) juara Liga Champions bersama AC Milan-Foto AFP

Soccertainment

Kisah Filippo Inzaghi: Penyerang Ajaib yang (Katanya) Lahir dalam Posisi Offside

Friko Simanjuntak • 28 Maret 2024 11:28
Jakarta: Filippo Inzaghi. Ia adalah anomali dalam sepak bola. Seorang pemain yang secara kasat mata tampak biasa saja, namun melegenda berkat ketajamannya di depan gawang. Inilah kisah hidup Filippo Inzaghi, si penyerang ajaib yang katanya lahir dalam posisi offside.
 
Inzaghi lahir pada 9 Agustus 1973 dan besar di sebuah desa kecil yang terletak di pinggiran Kota Piacenza Italia, dan dari desa kecil itulah perjalanan sepak bola Inzaghi dimulai. Sama seperti kebanyakan anak laki-laki umumnya, Inzaghi kecil banyak menghabiskan waktu untuk sepak bola dan itu dilakukannya bersama sang adik Simone. Keduanya bermain di klub lokal yang bernama San nicolo 1948, namun pada tahun 1985 keduanya harus berpisah karena Inzaghi bergabung dengan tim primavera Piacenza.
 
Di klub inilah kemudian Inzaghi memulai mimpinya jadi salah satu penyerang paling ditakuti di dunia. Perlahan tapi pasti, karier Inzaghi mulai menanjak. Dari Piacenza, ia bergabung dengan Parma lalu kemudian hengkang ke Atalanta di mana ia sukses menyandang predikat topskor (24 gol) sekaligus merebut gelar pemain muda terbaik Serie A musim 1996/1997.

Catatan impresif inilah yang membuat raksasa Italia, Juventus merekrutnya pada 1997. Bersama Si Nyonya Tua, nama Inzaghi makin dikenal dunia, bersama rekan duetnya, Alessandro Del Piero. Duet berjuluk Del-Pippo ini membawa Juve merebut titel Scudetto 1997-1998. Ia mencetak 27 gol di musim perdananya.
 
Sayangnya, chemistry dengan Del Piero mulai luntur pada musim ketiganya. Hal ini dipicu komentar sinis Del Piero usai dirinya mencetak hattrick ke gawang Venezia. Del Piero menyebut gol-gol yang dicetak Inzaghi hanyalah sebuah keberuntungan. Sejak saat itu, Inzaghi mulai terpinggirkan dari skuat. Sang anak emas Del Piero lebih sering diduetkan dengan David Trezeguet.
 
Tepat setelah menjalani musim keempat di mana produktivitas golnya terus menurun, Inzaghi akhirnya memutuskan bergabung dengan AC Milan pada 2 Juli 2001 di usia yang sudah menginjak 28 tahun.
Kisah Filippo Inzaghi: Penyerang Ajaib yang (Katanya) Lahir dalam Posisi Offside
Musim perdananya bersama Rossoneri tidak berjalan baik bagi Inzaghi, di mana ia harus menepi hampir setengah musim lantaran cedera. Kendati demikian, ia tetap mampu menunjukkan ketajamannya dengan koleksi 16 gol dalam 28 laga.
 
Bak cerita-cerita di film-film, setelah mengalami awal yang sulit, Inzaghi kemudian menjelma sebagai predator paling mematikan Milan. Gol-gol yang dicetaknya sukses menghadirkan sejumlah prestasi bagi Milan. Gelar Liga Champions 2006/2007 adalah panggung Inzaghi. Ia memborong gol kemenangan Milan atas Liverpool di final Liga Champions, sekaligus membalaskan kekalahan menyakitkan dua musim sebelumnya.
 
Di luar kesuksesannya meraih delapan titel bersama Milan, Inzaghi tak henti-hentinya mendapat sorotan terutama berkaitan dengan kualitas gol-gol yang dicetaknya. Inzaghi banyak dicibir lantaran gol-golnya lebih banyak dinaungi keberuntungan. Salah satu yang banyak dibicarakan adalah gol pertamanya ke gawang Liverpool di final dimana ia mencetak gol setelah bola tendangan bebas Andrea Pirlo mengenai punggung Inzaghi yang tengah berlari sehingga mengecoh Pepe Reina.
 
Meski banyak yang mengkritik, tak jarang juga tokoh sepak bola dunia yang mengakui kehebatan Inzaghi. Mereka menyebut Inzaghi adalah striker yang unik. Ia tidak memiliki kualitas dan fisik yang ideal, namun, memiliki bakat alami yang tidak dimiliki striker lain, yakni penempatan posisi yang tepat.
 
Pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson bahkan tak bisa berkata-kata untuk mendeskripsikan seorang Filippo Inzaghi. "Ia lemah, lambat, dan biasa saja. Tapi jadi gol. Ia lahir dalam posisi offside," tutur Sir Alex Ferguson.
 
Selain Sir Alex, kiper legendaris Timnas Jerman dan Olivier Kahn juga sepakat bahwa Inzaghi adalah anomali dalam sepak bola. Ia bahkan secara terang-terangan menyebut Inzaghi adalah salah satu pemain yang dihindarinya.
 
"Saya pernah bermain melawan banyak penyerang top yang memiliki kecepatan, kualitas dan kemampuan mumpuni dalam mencetak gol. Tapi dia (Inzaghi) adalah penyerang yang paling tidak ingin aku lawan. Dia seperti hantu. Dia bisa datang tiba-tiba dan membunuhku dengan cepat,"  kata Oliver Khan.
 
Di luar stigma buruk yang disematkan kepadanya, Inzaghi tetaplah layak disebut sebagai salah satu striker paling hebat dalam sejarah sepak bola. Hal ini dibuktikan dengan torehan 288 gol dalam 623 laga yang dimainkannya selama 21 tahun kariernya di sepak bola. Suka tidak suka, Filippo Inzaghi adalah salah satu pemain yang mungkin paling diingat para pecinta sepak bola era 90 hingga 2000an.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RIZ)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan