Kemenangan menjaga peluang Super Elang Jawa tetap bertahan di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Bermain tanpa kehadiran penonton akibat kebijakan keamanan, PSS Sleman langsung tampil agresif sejak menit awal. Gol pembuka tercipta pada menit ke-8 melalui aksi cerdik Gustavo Tocantins yang berhasil mengecoh kiper PSIS Adi Satryo.
Keunggulan PSS diperbesar menjelang akhir babak pertama, tepatnya menit ke-42 lewat penalti yang dieksekusi Tocantins, mantan striker Persikabo 1973. Skor 0-2 bertahan hingga turun minum.
PSIS baru mampu memperkecil ketertinggalan pada babak kedua melalui gol Lucas Barreto. Namun, upaya Mahesa Jenar menyamakan skor gagal terwujud hingga peluit akhir dibunyikan, sehingga mereka harus mengakui keunggulan PSS Sleman.
Dengan hasil ini, PSS Sleman memperoleh tiga poin berharga yang memperkuat posisi mereka dalam perburuan tiket bertahan di BRI Liga 1 musim ini, sementara PSIS Semarang harus terus berjuang menghindari zona degradasi. PSS berada di peringkat 17 dengan 28 poin dari 32 laga, sementara PSIS di posisi 18 alias paling buncit dengan 25 poin dari 32 laga.
Sejumlah catatan menarik mewarnai laga ini. Yang pertama, PSIS Semarang gagal mendulang kemenangan selama 12 laga beruntun. Bahkan, empat pertandingan terakhir, Septian David Maulana dkk selalu menelan kekalahan.
Sebaliknya buat PSS Sleman, meski menang, agaknya mesti memerhatikan aspek pertahanan. Bagaimana tidak, sejak menahan imbang Persik Kediri tanpa gol pada 19 Januari kemarin, mereka gagal menjaga gawangnya dari kebobolan selama 13 pertandingan beruntun.
Kabar baiknya, PSS Sleman unbeaten saat menghadapi PSIS Semarang. Pada pertemuan pertama, PSS juga menang dengan skor serupa 2-1. Kemenangan tersebut juga jadi yang ketiga atas PSIS dari 10 pertemuan terakhir, meski PSIS masih unggul head to head atas PSS, di mana mereka memenangi enam laga dari 10 bentrokan.(ligaindonesiabaru.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
