Thierry Henry. (Foto: AFP/Odd Andersen)
Thierry Henry. (Foto: AFP/Odd Andersen)

5 Pemain yang Kariernya Makin Sukses Usai Ganti Posisi Bermain

Friko Simanjuntak • 30 Juli 2022 09:59
Jakarta: Sebagai pesepak bola profesional, perubahan posisi bermain tentu menjadi hal yang wajar. Biasanya hal tersebut terjadi karena keinginan dari pelatih.
 
Dalam sejarah sepak bola, sudah banyak contoh pemain-pemain yang harus bermain di posisi berbeda karena kebutuhan taktik dari sang pelatih. Dan biasanya, banyak pemain cukup kesulitan memainkan peran barunya tersebut, karena mereka sudah kadung terbiasa bermain di posisi yang mereka tekuni sejak awal belajar sepak bola.
 
Namun, terkadang ada juga pemain yang tidak menyadari bahwa potensi terbaik mereka justru ada di posisi berbeda, dan karier mereka justru makin bersinar setelah berganti posisi.

Berikut, 5 pemain yang kariernya makin sukses usai ganti posisi bermain:

5. Sergio Ramos

Sergio Ramos patut berterima kasih pada Jose Mourinho yang mengubah posisi bermainnya hingga kini ia dikenal sebagai salah satu bek tengah terbaik dunia.
 
Ramos bergabung dengan Real Madrid dari Sevilla pada tahun 2005 dan bermain sebagai bek kanan. Namun, saat Mourinho ditunjuk sebagai pelatih Madrid pada 2010, Ramos berganti posisi menjadi bek tengah.
 
Keputusan Mourinho ini ternyata tepat. Ramos justru bermain lebih solid sebagai bek tengah. Sejak berganti posisi, Ia sukses membantu Madrid meraih tiga titel La Liga dan juga dua gelar bergengsi bersama Timnas Spanyol  di Piala Dunia 2010 dan Euro 2012.
 
Kini, Sergio Ramos sudah meninggalkan Real Madrid dan bergabung dengan PSG. Bersama raksasa Prancis tersebut, Ramos tetap memainkan posisi sebagai bek tengah.

4. Andrea Pirlo

Andrea Pirlo kita semua tahu adalah gelandang tengah elegan yang punya umpan yang sangat akurat dan juga eksekutor bola mati yang andal. Tapi, tahukah Anda bahwa sebelum bermain di posisi gelandang, Pirlo berposisi sebagai gelandang serang.
 
Pirlo berperan sebagai pemain No.10 alias trequartista saat bermain untuk Brescia, Inter Milan dan Reggina. Namun, kariernya di sana tidak berjalan dengan mulus. Pirlo sulit berkembang di posisi No.10.
 
Pada 2001, pelatih AC Milan saat itu Carlo Ancelotti tertarik dengan Pirlo dan memboyongnya ke San Siro. Namun, Don Carleto memiliki ide yang berbeda terkait posisi bermain Pirlo.
 
Di Milan, diberikan peran yang agak lebih ke dalam, sebagai regista atau gelandang bertahan. Keputusan Ancelotti terbukti jitu. Dari posisi barunya ini, karier Pirlo melesat hingga membuat namanya dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.
 
"Dia (Ancelotti) mengubah karier saya, menempatkan saya di depan pertahanan. Kami berbagi beberapa momen yang tak terlupakan. Kami memiliki masa lalu yang luar biasa bersam,” ujar Pirlo mengenang keputusan Ancelotti terkait perubahan posisi bermainnya.

3. Bastian Schweinsteiger

Sama seperti Pirlo, status Bastian Schweinsteiger sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia juga tidak lepas dari perubahan posisi bermain yang dijalaninya.
 
Adalah pelatih Belanda, Louis van Gaal yang menjadi aktor utama di balik sukses Schweinsteiger sebagai seorang gelandang. Pada saat memimpin Bayern Munich pada 2009 hingga 2011, Van Gaal membuat sejumlah perubahan radikal. Salah satunya memainkan Schweini sebagai seorang gelandang, setelah sebelumnya pemain asal Jerman itu bermain di posisi sayap.
 
Final Piala Dunia 2014 antara Jerman versus Argentina menjadi pembuktian Schweinsteiger sebagai salah satu gelandang top dunia. Bersama Toni Kroos, Schweini hampir seorang diri bertarung dengan seluruh pemain Argentina, meninggalkan Stadion Maracana dengan mata hitam, wajah berdarah dan, yang paling penting, medali emas Piala Dunia.
 
Yang unik, perubahan posisi kembali dijalani Schweinsteiger di penghujung kariernya. Saat bermain untuk klub MLS, Chicago Fire, Schweinsteiger bermain sebagai bek tengah.

2. Gareth Bale

Pada awal kariernya, Gareth Bale bermain di posisi bek sayap di mana ia lebih banyak bertugas membantu pertahanan, ketimbang mencetak gol. Sampai pada akhirnya ia menunjukkan kepada dunia bahwa ia lebih mumpuni jika dimainkan sebagai winger.
 
Momen tersebut terjadi saat Tottenham Hotspur bertandang ke markas Inter Milan pada babak penyisihan grup Liga Champions 2010/2011. Bale tampil trengginas, di mana ia melesat dari sisi kiri pertahanan Spurs lalu menembus pertananan Douglas Maicon yang saat itu berstatus salah satu bek kanan terbaik dunia.
 
Tak hanya sekali, Bale tiga kali membuat Maicon pontang-panting dan kemudian mengemas hattrick di Giuseppe Meazza. Meski kala itu Spurs harus menerima kekalahan 3-4, namun, di pertandingan inilah kemudian Bale bertransformasi dari bek kiri menjadi winger kiri.
 
“Hal yang paling menakjubkan adalah ketika kami bermain melawan mereka (Inter) di kandang, mereka meninggalkan Maicon di bek kanan, satu lawan satu. “Dia (Bale) menghancurkannya, dan itu adalah akhir dari Maicon.” kenang Harry Redknapp pelatih Tottenham Hotspur kala itu.
 
Sejak saat itu, Redknapp kemudian lebih sering memainkan Bale sebagai winger, yang pada akhirnya membuat raksasa La Liga Real Madrid memboyongnya ke Santiago Bernabeu pada 2013 di mana Bale terus memainkan perannya sebagai winger.

1. Thierry Henry

Ketika Arsenal mengontrak Thierry Henry dari Juventus pada 1999, dia adalah pemain sayap (winger) yang berjuang keras untuk menunjukkan kualitasnya di Serie A.
 
Berada di bawah bayang-bayang Alessandro Del Piero dan Filippo Inzaghi yang jadi duet maut Juve kala itu, Henry gagal bersinar dan akhirnya diepas ke Arsenal. Sebagai winger di Turin, Henry hanya bermain 19 kali dengan koleksi tiga gol.
 
Mendarat di Highbury -kandang Arsenal sebelum Emirates Stadium-, Henry mendapat tugas berbeda dari pelatih Arsene Wenger. Sang profesor justru memainkan Henry sebagai penyerang tengah.
 
Sempat kesulitan di awal kariernya, Henry perlahan menemukan sentuhan emasnya sebagai striker hingga akhirnya menjelma sebagai penyerang legendaris Arsenal dan juga Liga Primer Inggris.
 
“Pada titik tertentu, saya ingin bilang ke Wenger dan menyuruhnya untuk menempatkan saya kembali melebar,” Henry pernah berkata, merenungkan suatu periode ketika dia gagal mencetak gol dalam tujuh penampilan pertamanya di Liga Premier.
 
“Kemudian, saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus bereaksi, bahwa saya tidak boleh gagal untuk kedua kalinya, hanya beberapa bulan setelah pengalaman negatif di Turin.”
 
Kesabaran Henry akhirnya membuahkan hasil. Total, selama delapan musim berkostum The Gunners, Henry mencetak 228 gol dalam 376 penampilan, dan merupakan salah satu ujung tombak Arsenal saat mencatatkan rekor tidak terkalahkan dalam satu musim di kompetisi Liga Inggris musim 2003 -- 2004.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan