Beda dengan gelaran Euro edisi-edisi sebelumnya yang digelar di sejumlah kota dari satu negara atau dua negara, UEFA lewat presidennya, Michael Platini, ingin memberikan nuansa romantis di usia 60 tahun kejuaraan Piala Eropa.
Menarik, di edisi kali ini juga UEFA menggunakan bantuan video assistant referee (VAR). VAR untuk membantu wasit dan asisten wasit pertandingan, untuk menghindari keputusan-keputusan kontroversial di lapangan.
Pada edisi di tengah pandemi ini, jumlah penonton di stadion juga diatur sedemikian rupa, agar tidak terjadi kepadatan penonton. Para penonton juga harus sudah divaksin dan dinyatakan terbebas dari virus mematikan bernama coronavarius itu.
Sempat terjadi peristiwa mengerikan saat Christian Eriksen kolaps di lapangan. Ini terjadi saat pertandingan Grup B antara Denmark melawan Finlandia. Eriksen tersungkur di lapangan karena mengalami henti jantung mendadak.

Suasana penyelamatan Christian Eriksen. (WOLFGANG RATTAY / POOL / AFP)
Pertandingan dilanjutkan berdasarkan keputusan yang diambil tim Denmark saat itu, yakni menyelesaikan pertandingan pada hari yang sama. Padahal ada opsi menyelesaikan pertandingan pada jam 12 siang keesokan harinya, atau meninggalkan pertandingan dan kalah 3–0.
Lembaga penyiaran Britania Raya, BBC, menerima lebih dari 6.000 keluhan atas video UEFA yang menyiarkan gambar langsung Eriksen sedang menerima CPR di lapangan. Hampir saja penyelenggaraan edisi Euro 2020 memakan korban.
Akhirnya, keluar sebagai juara di edisi Euro 2020 adalah Timnas Italia asuhan Roberto Mancini. Di laga final, Giorgio Chielini dan kawan-kawan mengalahkan tuan rumah Timnas Inggris lewat drama adu penalti. Ini menjadi gelar ke 2 untuk Gli Azzurri, setelah pertama kali meraih juara tahun 1968 silam.
Di waktu normal, gol pembuka Inggris dicetak oleh Luke Shaw ketika laga baru bergulir dua menit. Setelah berkali-kali menggedor pertahanan Inggris, gol penyeimbang yang ditunggu-tunggu Italia akhirnya lahir dari Leonardo Bonucci pada menit ke-67.

Hingga waktu normal berakhir tak ada gol tambahan yang tercipta. Laga berlanjut ke perpanjangan waktu. Tak ada gol, juara Euro 2020 harus ditentukan lewat adu penalti. Italia keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2.
Bagi Inggris, ini menjadi kegagalan kedua mereka menjadi kampiun di negaranya. Tahun 1996, Inggris saat itu menjadi tuan rumah, namun hanya sampai di babak semifinal. Di edisi Euro 2020, pencapaian Inggris lebih baik, yakni final. Tapi lagi-lagi gagal lewat adu penalti.
Menariknya, ada keterkaitan sejarah kala Inggris kalah adu penalti di ajang Euro 1996 dan Euro 2020. DI edisi Euro 1996, Inggris kalah adu penalti melawan Jerman. Satu-satunya algojo The Three Lions, julukan Inggris, saat kalah adu penalti adalah Gareth Soutgate, yang saat itu bermain untuk Aston Villa.
Di Euro 2020, kenangan buruk itu kembali dialami Gareth Soutgate, yang pada edisi kali ini menjabat sebagai manajer Timnas Inggris. Soutgate dianggap melakukan blunder saat memilih penendang penalti yang notabene tidak mempunyai pengalaman internasional.
Di depan hadapan puluhan ribu penonton di Stadion Wembley, penendang ketiga sampai kelima The Three Lions, yakni Marcus Rashford (kena tiang), sedangkan Jadon Sancho dan Bukayo Saka bisa diantsipasi Donaruma. Hanya Harry Kane dan Harry Maguire sukses mencetak gol.
Dalam adu penalti pemain Italia yang sukses mencetak gol adalah Domenico Berardi, Leonardo Benucci, Federico Bernardeschi. Sementara penendang kedua Andrea Bellotti dan kelima Jorginho gagal.
Ini menjadi final keempat Italia sepanjang sejarah Piala Eropa. Italia pernah gagal menjadi juara usai tumbang di final pada Piala Eropa 2000 dan 2012. Mereka kalah di final dari Prancis 1-2 di Euro 2000 dan tumbang 0-4 dari Spanyol di Euro 2012.
Sementara Inggris, kekalahan atas Italia membuat mereka gagal meraih trofi perdana Piala Eropa sepanjang sejarah. Inggris juga puasa gelar di turnamen besar selama 55 tahun, sejak menjuarai Piala Dunia 1966.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id