Seperti dilansir Antara, Permainan “kotor” yang dimaksud adalah ketika Lebanon tampil bertahan secara total, bermain kasar, serta mengulur-ulur waktu. Akibat gaya bermain tersebut, friksi antarpemain pun sempat terjadi sebanyak dua kali dan membuat lima pemain Lebanon diganjar kartu kuning.
"Dalam situasi kami (kerap tertekan), sangat sulit untuk bermain dengan sistem permainan yang biasa kami terapkan, yakni tampil menyerang selama 90 menit," ujar Haidar dalam jumpa pers seusai laga.
"Dan tim Anda juga akan berada di situasi yang sama saat melawan tim level tinggi di Piala Dunia seperti Argentina atau Brasil. Anda akan menerapkan permainan seperti kami, yaitu mengulur waktu, bermain dengan formasi 5-3-2 atau 5-4-1," tambah gelandang yang memiliki 90 caps untuk Lebanon sejak debutnya pada Agustus 2011 tersebut.
Baca juga: Dua Kali Ribut Antarpemain, Timnas Indonesia Ditahan Imbang Lebanon Tanpa Gol
Kendati demikian, Haidar menjelaskan lebih lanjut bahwa permainan kotor tersebut bukan sengaja diterapkan untuk mencelakai pemain lawan. Atas dasar itu, Haidar pun meminta maaf dan menyampaikan dukungan atas keberhasilan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026.
"Mohon maaf atas apa yang terjadi dalam pertandingan. Inilah sepak bola. Kami tidak ingin berseteru dengan pemain mana pun atau membuat masalah dengan orang-orang di dalam lapangan. Saya harap Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026," tutup Haidar yang berusia 35 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News