Sempat tertinggal dari gol Sardar Azmoun pada menit ke-4, The Maroons, julukkan Timnas Qatar berhasiil berbalik unggul lewat gol Jassem Gaber (14) dan mesin gol mereka Akram Afif (43).
Team Melli, julukkan Timnas Iran, berhasil menyamakan kedudukan lewat penalti Alireza Jahanbakhsh (51), sebelum tuan rumah Qatar kembali bangkit dan menyudahi perlawanan Iran lewat gol Almoez Ali (82).
Final ini menjadi torehan kedua negara teluk tersebut secara beruntun. Pada edisi Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab, Qatar juga melaju ke final dan sukses mengalahkan raksasa Asia lainnya, Jepang dengan skor 3-1.
Perjalanan Qatar hingga ke final berjalan mulus tanpa hambatan. The Maroons menyapu bersih semua kemenangan di penyisihan grup. Tergabung di Grup A bersama Tiongkok, Lebanon dan Tajikistan, Qatar sukses meraih kemenangan.
Di babak 16 besar, Qatar bertemu Palestina dan menang dengan skor tipis 2-1. Kemudian Qatar menghadapi Uzbekistan yang menjadi lawan negeri kaya minyak tersebut di perempat final.
Sempat memberi perlawanan sengit. Laga berakhir 1-1 sepanjang 120 menit dan harus ditentukan lewat adu tendangan penalti. Anak asuh Tintin Marquez sukses menang 3-2 di babak adu penalti. Kiper Meshaal Bersham menjadi bintang usai menggagalkan tiga algojo Uzbekistan.
Di semifinal, Qatar bertemu lawan berat, Timnas Iran, yang juga sejak penyisihan grup belum pernah kalah dan imbang, alias menyapu bersih semua kemenangan.
Kali ini, Akram Afif menjadi bintang dengan satu assist dan satu golnya ke gawang Iran. Qatar menyudahi perlawanan Iran pada laga yang berjalan sengit itu dengan skor tipis 2-3.
Keberhasilan Qatar dua kali melaju ke laga puncak, bukanlah sebuah kebetulan. Jika sampai juara di hadapan publik sendiri, Akram Afif dan kawan-kawan akan menjadi salah satu kekuatan baru sepak bola Asia, masuk jajaran Big Five, bersama nama-nama besar seperti Jepang (4 kali juara) Iran (3 kali), Arab Saudi (3 kali) dan Korea Selatan (2 kali).
Menarik, karena lawan mereka di final adalah Yordania, tim yang lolos sebagai salah satu peringkat tiga terbaik. Hanya saja, Yordania diuntungkan karena menjadi underdog di laga final nanti dibanding juara bertahan Qatar.
Namun, meski diuntungkan sebagai tuan rumah dan berstatus sebagai juara bertahan, Qatar bisa saja kesulitan menghadapi Yordania yang bakal bermain lepas dan disiplin, seperti yang ditunjukkan mereka saat memulangkan Korea Selatan pada laga semifinal.
Apakah Qatar akan mensejajarkan dirinya dengan raksasa-raksasa sepak bola Asia dengan meraih gelar keduanya? Atau Yordania akan menorehkan sejarah sebagai tim pertama yang juara dari jalur peringkat tiga terbaik? Menarik ditunggu partai puncak Piala Asia 2023 di Stadion Lusail, Sabtu 10 Februari 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News