Pernyataan tersebut muncul ketika Klok melakukan wawancara dengan media Belanda, ESPN NL. Menanggapi hal itu, Klok pun menyampaikan klarifikasi.
Menurutnya, ada perbedaan konteks dalam diksi yang sampaikan dalam bahasa Belanda. Kemudian potongan pernyataannya justru dikutip oleh banyak media nasional.
Namun Klok juga mengakui terdapat penggunaan kata yang tidak tepat. "Ada konteks yang hilang dalam terjemahan wawancara saya dalam bahasa Belanda," kata Klok menukil dari Media Indonesia, Sabtu, 11 Januari 2025.
Baca juga: Lebih Pilih Bela Pemain Diaspora Ketimbang STY, Ini Jawaban Erick Thohir |
Media Belanda meralat wawancara Klok
Terbaru, ESPN NL juga telah meralat hasil wawancara dengan Marc Klok. Kata 'diktator' yang tadinya digunakan kini diganti menjadi 'tegas'.
Dalam wawancara tersebut, Klok secara umum menceritakan kalau ia bersyukur pernah menjadi bagian timnas di era pelatih STY. Ia total mengoleksi 19 caps serta mencatat 4 gol untuk skuad Garuda.
Namun, belakangan Klok tidak lagi dipanggil oleh STY. Terakhir kali Klok membela timnas pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Vietnam yang berlangsung Maret 2024. Saat itu Klok hanya duduk di bangku cadangan.
Marc Klok menghormati STY
Pemain kelahiran Belanda itu menghormati STY yang memiliki karakter tegas. Ia juga selau menghargai semua pelatih yang memiliki gaya berbeda-beda.
"Shin Tae-yong pelatih yang sangat tegas dan setiap pelatih memiliki cara yang berbeda-beda. Saya selalu menghargai perbedaan tersebut," kata Klok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News