Kemenangan tersebut memantapkan langkah Chelsea ke final dengan mengantongi agregat 3-1. Sebelumnya, tim besutan Thomas Tuchel tersebut mampu menahan imbang Madrid dengan skor 1-1 pada leg pertama, 28 April.
Hasil yang menyakitkan buat Madrid. Mengingat, mereka sukses menguasai pertandingan dengan bermain penguasaan bola sebanyak 67,7 persen berbanding 32,3 persen dari Chelsea.
Namun, Madrid masih kalah intensitas serangan dari Chelsea. Whoscored mencatat Timo Werner dkk. menciptakan 15 peluang. Adapun Madrid hanya menciptakan tujuh peluang sepanjang pertandingan.
Efektivitas Chelsea juga mengungguli Madrid. Buktinya, dua dari 15 peluang tersebut berhasil dikonversikan The Blues menjadi dua gol.
Gol pertama itu lahir dari striker mereka, Werner pada menit ke-28. Kemudian, Chelsea sukses menggandakan keunggulan pada menit ke-85 lewat gol Mason Mount.
Keberhasilan lolos ke final Liga Champions musim ini terasa cukup istimewa buat Chelsea. Sebab, mereka akhirnya berhasil ke final Liga Champions sejak sembilan musim terakhir.
Terakhir kali, Chelsea tampil di final Liga Champions pada musim 2011--2012. Saat itu, Si Biru sukses menaklukkan Bayern Muenchen lewat adu penalti dengan skor 4-3 dan mengangkat trofi perdana mereka di Liga Champions.
Ini juga merupakan final ketiga Chelsea di Liga Champions. Selain musim ini dan musim 2011--2012, The Blues juga tampil di final Liga Champions pada musim 2007--2008.
Selain fakta di atas, masih ada catatan menarik lainnya di balik keberhasilan Chelsea mempecundangi Madrid. Berikut di antaranya yang sudah dirangkum medcom.id:
1. Chelsea hanya menciptakan penguasaan bola sebanyak 32,3 persen sepanjang pertandingan. Hebatnya, dengan bermain penguasaan bola yang rendah, The Blues sukses menaklukkan Madrid. Terakhir kali, mereka sukses meraih kemenangan dengan penguasaan bola terendah saat menghadapi Barcelona pada leg pertama semifinal Liga Champions 2011--2012 (21 persen).
3. Thomas Tuchel menjadi satu-satunya manajer yang sukses mencapai final dengan dua tim berbeda dalam dua musim berturut-turut sepanjang sejarah Liga Champions.
4. Catatan impresif juga dicatatkan kiper Chelsea Edouard Mendy pada kompetisi Liga Champions musim ini. Ia sukses mencatatkan 11 cleansheet sepanjang kompetisi. Catatan cleansheet miliknya merupakan yang terbanyak di antara kiper-kiper tim Liga Inggris lainnya dalam sepanjang sejarah kompetisi.
5. Satu gol yang dicetak gelandang Chelsea Mason Mount pada leg kedua ini merupakan torehan istimewa. Dengan gol tersebut, ia menjadi pemain termuda kedua asal Inggris yang sukses mencetak gol di semifinal Liga Champions setelah Wayne Rooney (21 tahun 182 hari). Saat ini, Mount berusia 22 tahun 15 hari.
6. Gol ini juga makin terasa istimewa buat Mount karena ia menjadi satu-satunya pemain asal Inggris yang mencetak gol untuk Chelsea di semifinal Liga Champions sejak 18 tahun silam. Terakhir kali, pemain Inggris yang menyumbang gol untuk Chelsea di semifinal adalah Frank Lampard pada 2008.
7. Timo Werner berkontribusi dalam 22 gol Chelsea di seluruh kompetisi pada musim ini. Sebanyak 12 gol dicetak langsung oleh penyerang asal Jerman tersebut. Adapun kontribusi sepuluh gol lainnya diciptakan Werner melalui assist. Kontribusi golnya Werner terbanyak di antara pemain-pemain Chelsea pada musim ini.
9. Chelsea menjadi tim pertama dalam sejarah Liga Champions yang sukses menyingkirkan dua tim asal Madrid di fase gugur dalam satu musim.
10. Kekalahan dari Chelsea menambah rapor buruk Madrid saat bertandang ke markas tim-tim Inggris di Liga Champions. Rekor tandang Los Blancos ke markas tim Inggris saat ini adalah tiga kekalahan dan dua hasil imbang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News