Saat pertandingan sedang berlangsung, Eriksen mengalami henti jantung dan langsung tumbang di tengah lapangan. Namun penanganan yang tepat berhasil menyelematkan nyawa Eriksen.
Sama halnya dengan Markis Kido, ia tiba-tiba ambruk saat bermain badminton di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang, Senin, 14 Juni 2021. Rekan-rekannya di lapangan segera memberi pertolongan dan membawa Markis Kido ke rumah sakit. Namun, nyawa sang legenda bulu tangkis itu tidak terselamatkan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dokter Tirta mengatakan henti jantung memang berpotensi dialami oleh para atlet profesional.
"Kasus Markis Kido ini mirip dengan Eriksen. Henti jantung adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak akibat pompa jantungnya bermasalah akibat gangguan kelistrikan atau sumbatan pada arteri-arteri besar pada jantung," kata dr Tirta di instagram pribadinya, Selasa 15 Juni 2021.
Ia menambahkan efek yang paling berbahaya dari henti jantung adalah aliran darah terhambat. "Paling berbahaya kalau menghambat aliran darah ke otak. Kalau otak tidak mendapatkan suplai darah, jaringannya bisa rusak dan kehilangan kesadaran," terang dr. Tirta.
Maka dari itu, dr Tirta menganjurkan untuk para atlet agar membiasakan memeriksa kesehatan jantung mereka secara rutin. Hal ini bertujuan untuk memonitor kesehatan jantung.
"Checkup rutin untuk semua atlit, untuk monitor kesehatan jantungnya. Karena pada atlit dinding jantung menebal sebagai kompensasi latihan mereka. Dinding menebal ini agar bisa memompa darah ketika aktivitas berat. Makanya atlit rentan terkna serangan jantung karena konsukensi aktivitasnya. Sehingga wajib monitor kesehatan jantung secara rutin," pungkas dr Tirta.