"Melihat peringkat saya di delapan besar, paling tidak masuk perempat final dulu. Lawan-lawan saya di babak pertama dan kedua itu enggak gampang," kata Jonatan berdasar rilis Humas PBSI.
Ketimbang dibebani target juara, Jonatan mengaku lebih senang menikmati pertandingan demi pertandingan. Pemilik emas Asian Games 2018 itu menyadari bahwa mentalitas bertandingnya belum seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang berstatus sebagai ganda putra terbaik dunia asal Indonesia.
"Mereka sudah bisa menempatkan pola pikir yang pas seperti pasang target juara. Sebetulnya, Kevin/Marcus juga step by step. Tapi, mereka bisa menempatkan pola pikir yang pas dan fokus ke tiap pertandingan," ujar Jonatan.
Klik: PB Pelti Keluhkan Minimnya Fasilitas Infrastruktur Tenis di Ibu Kota
Jonatan bakal mengarungi turnamen tahunan di Istora ini dengan modal sebagai juara New Zealand Open dan Australia Open 2019. Pada babak pertamanya, dia akan bentrok dengan wakil Denmark, Rasmus Gemke.
Secara di atas kertas, Jonatan lebih unggul karena mampu mengalahkan Gemke saat Indonesia Masters pada Januari lalu. Namun, dia sempat tertinggal lebih dulu sebelum akhirnya mampu membalikkan keadaan. Menurut Jonatan, Gemke punya gaya permainan seperti tunggal putra terbaik dunia, Kento Momota.
"Gemke bermain banyak drive, angkat dan smash. Jadi, saya harus waspada dengan pola permainan dia yang seperti itu," pungkas Jonatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News