Ada empat pasangan yang dikirim untuk mengikuti ajang Thailand Masters 2017. Dari keempat pasangan tersebut, Greysia/Rosyita berhasil menembus babak semifinal. Sedangkan tiga pasangan lainnya terhenti di perempat final.
BACA: Rafael Nadal akan Berpisah dengan Pelatihnya Akhir Tahun Ini
Hasil ini ternyata tidak bisa memuaskan Eng Hian. Ia mengaku kecewa karena apa yang sudah dipersiapkan dalam latihan tidak terlihat hasilnya di lapangan.
"Secara keseluruhan, saya merasa tidak puas dengan pencapaian tim ganda putri di turnamen ini. Apa yang sudah dilakukan selama persiapan, latihan, capek, sakit, semua hasilnya tidak terlihat," ujar Eng Hian seperti dilansir situs resmi PBSI.
"Teknik itu bisa keluar kalau atlet bisa mengatasi diri sendiri dan situasi di lapangan. Lawan mana ada yang mau kasih kemenangan ke kita? Nah, cara mengatasi masalah ini yang saya belum bisa lihat. Misalnya, di pertandingan Greysia/Rosyita di semifinal, give-up begitu saja adalah suatu hal yang tidak bisa diterima. Saya tidak mengutamakan hasil, tetapi proses. Mau kalah dapat angka tujuh atau delapan tetapi perjuangannya mati-matian ya saya mengerti," lanjutnya.
Ia menilai, meski mengecewakan, ada satu pasangan yang membuatnya senang, yakni Anggia/Ketut. Menurutnya, Anggia dan Ketut mengalami progres yang baik. Bahkan, kata Eng, Anggia/Ketut bisa saja lolos ke semifinal jika Ketut tak mengalami sesak nafas.
"Ada poin plus untuk Anggia/Ketut dari empat pasangan ini. Mereka progresnya kelihatan, dari persiapan hingga tanding, semua sesuai dengan harapan saya. Saya tidak mau mendahului kehendak Tuhan, kalau Ketut tidak sesak nafas dan bisa bermain normal, saya rasa mereka bisa menang," kata Eng.
BACA: Fernando Alonso Berjanji Tampil Lebih Baik Musim Ini
Menurut pria yang dulu berpasangan dengan Flandy Limpele itu, fighting spirit menjadi hal yang harus menjadi fokus pembenahan utama. Ia bahkan memberikan ultimatum yang cukup keras kepada atlet ganda putri senior untuk segera membenanhi diri juga, jika tidak, Eng Hian akan mengandalkan pemain pratama saja.
"Bisa dibilang fighting spirit untuk mencapai kemenangan itu saya belum lihat. Masih banyak PR di ganda putri. Untuk meningkatkan kualitas mereka dan mengharapkan jadi juara itu masih jauh sekali. Grup pelatnas utama ini berat. Bicara seorang juara itu bukan cuma sekali-sekali juara, tetapi konsisten, misalnya seperti pasangan Jepang yang juara olimpiade kemarin, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi," ungkapnya.
"Kalau tidak ada kemauan dari diri sendiri untuk maju dengan disiplin, menambah porsi latihan, ya sulit. Saya akan lihat selama enam bulan ini, kalau tidak ada perubahan, tidak ada progres positif, akan saya rombak semua. Saya akan mengharapkan pemain-pemain pratama saja," pungkas Eng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id