Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (Dok: PBSI)
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (Dok: PBSI)

Gagal di All England, Pelatih Ganda Putri Evaluasi Sistem Kepelatihan

11 Maret 2016 19:40
medcom.id, Birmingham: Wakil Indonesia satu-persatu berguguran di ajang All England 2016 yang digelar di Birmingham, Inggris. Kini, Indonesia hanya menyisakan dua wakil di ganda campuran di perempat final, yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto.
 
Menyikapi kekalahan ini, terutama di andalan Indonesia di ganda putri, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, pelatih Eng Hian langsung mengevaluasi sistem kepelatihannya. Eng Hian tak ingin menyerahkan kegagalan kepada atlet binaannya, sebaliknya ia justru banyak mengevaluasi pola latihan dan komunikasi di sektor ganda putri sejauh ini.
 
“Evaluasi secara teknis saya lihat dari dua turnamen (German Open 2016 dan All England 2016) ini, nggak banyak ya. Tapi ini lebih evaluasi non teknis. Saya lihat penampilan Greysia/Nitya tidak seperti biasanya. Lebih ada faktor ketegangan, seperti ada beban yang tidak terlepaskan. Kembali lagi saya jadi bukannya mengevaluasi mereka berdua, tapi saya lebih mengevaluasi kepada diri saya sendiri. Apakah ada komunikasi saya yang salah, apakah ada penyampaian yang salah, atau selama ini ada penjabaran program turnamen dan target yang membuat mereka jadi beban. Karena buat Greysia/Nitya dua turnamen ini merupakan turnamen awal, yang kemarin evaluasi Piala Uber tidak saya hitung,” jelas Eng Hian.

Greysia/Nitya terhenti di babak pertama All England 2016. Mereka kalah dari pasangan Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao, 18-21 dan 21-23. Sebelumnya di German Open 2016, Greysia/Nitya juga dihentikan pemain non unggulan asal Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, 21-16, 22-24 dan 19-21, di babak semifinal.
 
“Dari akhir tahun 2015, saya sudah jabarkan bahwa target mereka ada di All England, Indonesia Open Super Series Premier dan Olimpiade. Turnamen di antara itu sebagai penjembatan saja. Namun bukan tanpa target, mereka tetap tidak boleh kalah yang nggak-nggak. Sebagai pemain rangking dua dunia, mereka harus mempertahankan dan memperlihatkan kualitas permainan mereka. Ini yang saya lihat lagi, saya mempertanyakan kepada diri saya, apa ada komunikasi yang salah dalam penjabaran tersebut. Saya lebih mengevaluasi diri saya ketimbang penampilan pemain,” kata pelatih yang akrab disapa Didi ini.
 
Di All England, dua wakil ganda putri yang diturunkan juga harus menelan kekalahan lebih awal. Di babak dua, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi kalah dari Christinna Pedersen/Kamilla Rytther Juhl, Denmark. Sedangkan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari dikalahkan pemain Korea, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan.
 
“Nanti di Jakarta baru kita gali lebih dalam lagi apa yang menjadi kendala, untuk menyusun program ke depannya menuju Olimpiade,” ungkap Eng Hian.(PBSI)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RIZ)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan