Ihsan yang termasuk pemain muda pelatnas, kalah dalam dua game langsung ketika menghadapi Lee. Jalannya pertandingan sempat berjalan sengit selama 39 menit sebelum akhirnya ditutup mantan tunggal putra terbaik dunia itu dengan skor, 21-9 dan 21-18.
Perbedaan kelas di antara Ihsan dan Lee sempat terlihat mencolok ketika memainkan game pertama. Saat itu, Ihsan langsung keok dalam tempo 13 menit karena sering melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Sebaliknya, Lee mampu lebih tenang ketika dihadapkan dengan riuhnya suporter Indonesia di Istora Senayan.
Ketika memainkan game kedua, Ihsan sempat menyalip poin saat kedudukan 9-8 dan 16-15. Akan tetapi, kesempatan itu tidak dibiarkan lawannya begitu saja karena Lee langsung bangkit dan membalikkan keadaan lewat beberapa pukulan.
"Bicara soal pertandingan, saya memang telat panas pada set pertama. Dari situ, saya ragu-ragu untuk melancarkan pukulan. Permainan saya baru lumayan ketika game kedua, saya jadi lebih berani mengeluarkan apa yang saya punya," kata Ihsan pada jumpa wartawan seusai laga.
"Ini adalah pengalaman besar buat saya. Saya jadi banyak belajar tentang teknik pukulan serta ketenangan di lapangan," tambahnya
Meski kalah, kiprah Ihsan di ajang BIOSSP 2016 tetap harus diacungi jempol. Pasalnya, dari sekian banyak pemain senior Indonesia yang turun, hanya Ihsan saja yang mampu mencapai semifinal. Sayangnya, kekalahan Ihasan membuat Indonesia gagal meraih gelar juara di negeri sendiri atau sama seperti yang terjadi pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News