Ganda campuran terbaik Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (Foto: Humas PBSI)
Ganda campuran terbaik Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (Foto: Humas PBSI)

BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016

Komentar Ricky-Rexy tentang Tren Negatif Pebulu Tangkis Unggulan Indonesia

Kautsar Halim • 05 Juni 2016 13:06
medcom.id, Jakarta: Mantan pebulu tangkis terbaik Indonesia, Ricky Subagja dan Rexy Mainaky, memiliki penilaian khusus terhadap hasil negatif para penerusnya di ajang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 (BIOSSP). Keduanya mengaku agak kecewa karena para pemain unggulan Indonesia malah berguguran sebelum final.
 
Indonesia selaku tuan rumah BIOSSP 2016 sempat menurunkan kekuatan penuh guna menjadi yang terbaik. Namun, upaya tersebut tetap gagal karena wakil senior yang dimainkan malah gagal lebih awal, atau tidak lebih baik ketimbang pencapaian para junior-juniornya.
 
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang membela nomor ganda campuran hanya mampu bertahan hingga putaran kedua karena ditaklukkan pasangan nonunggulan Denmark, Kim Asturp/Line Kjaersfeldt. Pencapaian tersebut masih lebih ketimbang juniornya, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika yang berhasil melangkah ke perempat final.

Dari nomor ganda putri ada Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang  terhempas pada putaran kedua. Sempat beruntung melewati putaran pertama dengan kemenangan bye, Greysia/Nitya malah ditaklukkan wakil Malaysia Vivian Kah Mun Hoo dengan skor straight game, 17-21 dan 19-21. Seusai laga, Greysia/Nitya sempat mengaku bahwa kondisinya belum pulih dari cedera.
 
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang biasa menjadi tumpuan sektor ganda putra juga belum mampu berbicara banyak pada BIOSSP tahun ini. Pasangan yang berada di peringkat dua dunia tersebut harus terima dikalahkan pebulu tangkis nonunggulan asal Denmark, Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding.
 
“Tadinya harapan sempat ada di ganda putra dan ganda campuran. Tetapi, mereka malah kalah di babak awal, saya pribadi tentunya kecewa. Pasalnya, mereka sudah sangat siap sebelum turnamen ini dimulai. Jadwal penyelenggaraan yang mepet dengan Piala Thomas dan Uber juga tidak bisa dijadikan alasan, karena lawan-lawan yang juga memiliki jadwal yang sama," ujar Ricky Soebagdja yang menjabat sebagai Manajer Tim Indonesia di BIOSSP 2016.
 
“Saya juga sempat kecewa dengan pernyataan Tontowi (Ahmad), yang  mengaku kalau kekalahannya terjadi karena ada tekanan untuk jadi juara. Kami tidak mengharuskan dia juara, harusnya keinginan itu datang dari dirinya sendiri. Sebagai pemain yang sudah juara dunia dan juara All England tiga kali, saya rasa wajar kalau Tontowi ditargetkan juara di sini (BIOSSP). Ini baru Indonesia Open, bagaimana di Olimpiade nanti? Tekanan pasti akan lebih besar,” timpal Rexy.
 
Prestasi terbaik Indonesia di ajang BIOSSP 2016 hanya menembus semifinal yang diraih dari nomor tunggal putra oleh pemain muda Ihsan Maulana Mustofa. Tren negatif ini juga telah membuat Indonesia gagal selama tiga tahun berturut-turut di ajang Indonesia Open. (RO)
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KAU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan