medcom.id, Jakarta: Kepolisian menyita sejumlah buku yang diduga berhaluan kiri di Grobogan, Jawa Tengah. Institusi ini berkilah penyitaan dalam rangka untuk diteliti.
"Buku-buku itu yang menyeleksi dari kejaksaan," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Gedung PTIK, Jalan Tirtayasa Raya, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2016).
Belum ada tindakan apapun terhadap penjual atau penulis buku-buku itu. Belum ada sikap juga mengenai boleh atau tidaknya buku-buku itu beredar di masyarakat. "Ya diserahkan ke kejaksaan, untuk diteliti bisa saja," kata Badrodin.
Badrodin menegaskan pihaknya bermaksud untuk mencegah aksi main hakim sendiri dari masyarakat terkait isu penyebaran paham kiri. Pencegahan kata dia dilakukan pada pemakai atribut, diskusi, dan pertemuan soal komunisme.
"Kalau polisi enggak menyikapi dikhawatirkan masyarakat akan main hakim sendiri. Oleh karena itu, polisi dengan instrumen hukum yang ada kita melakukan tindakan supaya enggak kebablasan dan nggak dimanfaatkan pihak tertentu," ujar Badrodin.
Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf Hari Santoso menunjukkan lima judul buku Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disita dari sebuah mal, di Kodim 0712 Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/5).
Polres Grobogan pada Rabu 11 Mei mengamankan sejumlah buku yang diduga berisi ajaran paham komunis. Buku tersebut disita dari sebuah swalayan di Grobogan.
Belakangan isu penyebaran paham komunisme menjadi perhatian publik. Pada 8 Mei lalu, polisi memeriksa pemilik toko yang berinisial IM, di Polsek Metro Kebayoran Baru Jakarta Selatan. IM diperiksa lantaran menjual baju berlambang palu arit di bilangan Blok M Square.
Sebelumnya pada 24 Februari, ditemukan empat baju bergambar palu arit di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur. Baju tersebut disita tim gabungan Kodim 0814 dan Polres.
medcom.id, Jakarta: Kepolisian menyita sejumlah buku yang diduga berhaluan kiri di Grobogan, Jawa Tengah. Institusi ini berkilah penyitaan dalam rangka untuk diteliti.
"Buku-buku itu yang menyeleksi dari kejaksaan," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Gedung PTIK, Jalan Tirtayasa Raya, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2016).
Belum ada tindakan apapun terhadap penjual atau penulis buku-buku itu. Belum ada sikap juga mengenai boleh atau tidaknya buku-buku itu beredar di masyarakat.
"Ya diserahkan ke kejaksaan, untuk diteliti bisa saja," kata Badrodin.
Badrodin menegaskan pihaknya bermaksud untuk mencegah aksi main hakim sendiri dari masyarakat terkait isu penyebaran paham kiri. Pencegahan kata dia dilakukan pada pemakai atribut, diskusi, dan pertemuan soal komunisme.
"Kalau polisi enggak menyikapi dikhawatirkan masyarakat akan main hakim sendiri. Oleh karena itu, polisi dengan instrumen hukum yang ada kita melakukan tindakan supaya enggak kebablasan dan nggak dimanfaatkan pihak tertentu," ujar Badrodin.
Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf Hari Santoso menunjukkan lima judul buku Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disita dari sebuah mal, di Kodim 0712 Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/5).
Polres Grobogan pada Rabu 11 Mei mengamankan sejumlah buku yang diduga berisi ajaran paham komunis. Buku tersebut disita dari sebuah swalayan di Grobogan.
Belakangan isu penyebaran paham komunisme menjadi perhatian publik. Pada 8 Mei lalu, polisi memeriksa pemilik toko yang berinisial IM, di Polsek Metro Kebayoran Baru Jakarta Selatan. IM diperiksa lantaran menjual baju berlambang palu arit di bilangan Blok M Square.
Sebelumnya pada 24 Februari, ditemukan empat baju bergambar palu arit di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur. Baju tersebut disita tim gabungan Kodim 0814 dan Polres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
