Jakarta: Banyak relawan yang mulai menggembor-gemborkan dukungannya untuk kandidat tertentu meski nama calon presiden (capres) 2024 masih simpang siur. Sahabat Ganjar salah satu contohnya.
Relawan Ganjar Pranowo itu diketahui sudah memiliki jejaring di seluruh wilayah Indonesia. Teranyar, mereka menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk menyusun strategi memenangkan Gubernur Jawa Tengah itu di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Tak main-main, mereka bahkan mengeklaim telah mengantongi izin dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Hal ini lantas membuat publik bertanya-tanya, gerakan tersebut benar-benar dukungan dari simpatisan atau pesanan elite politik.
Pengamat politik, Adi Prayitno, tak bisa memastikan dukungan masif tersebut merupakan inisiatif relawan atau strategi politik. “Tapi, saya cenderung melihat (dukungan) ini digerakkan,” ujarnya dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Senin, 31 Januari 2022.
Adi menilai masifnya dukungan relawan ini sebagai upaya untuk meyakinkan publik. Menurutnya, relawan tengah membangun citra kandidat junjungannya bahwa ia adalah sosok yang pantas untuk diperjuangkan menuju jalan panjang 2024.
Gerakan ini, lanjut Adi, juga dinilai sebagai upaya meyakinkan partai politik (parpol) tempat kandidat bernaung. Bahwasanya, yang bersangkutan memiliki pasar politik sehingga layak diusung menjadi capres.
Fenomena ini mirip dengan yang terjadi pada 2014 silam. Joko Widodo (Jokowi) saat itu belum mendapat restu untuk maju di ajang kontestasi pemilihan presiden. Namun, relawannya sudah mulai bermunculan. (Nurisma Rahmatika)
Jakarta: Banyak relawan yang mulai menggembor-gemborkan dukungannya untuk kandidat tertentu meski nama calon presiden (capres) 2024 masih simpang siur. Sahabat Ganjar salah satu contohnya.
Relawan Ganjar Pranowo itu diketahui sudah memiliki jejaring di seluruh wilayah Indonesia. Teranyar, mereka menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk menyusun strategi memenangkan Gubernur Jawa Tengah itu di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Tak main-main, mereka bahkan mengeklaim telah mengantongi izin dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Hal ini lantas membuat publik bertanya-tanya, gerakan tersebut benar-benar dukungan dari simpatisan atau pesanan elite politik.
Pengamat politik, Adi Prayitno, tak bisa memastikan dukungan masif tersebut merupakan inisiatif relawan atau strategi politik. “Tapi, saya cenderung melihat (dukungan) ini digerakkan,” ujarnya dalam tayangan
Primetime News di
Metro TV, Senin, 31 Januari 2022.
Adi menilai masifnya dukungan relawan ini sebagai upaya untuk meyakinkan publik. Menurutnya, relawan tengah membangun citra kandidat junjungannya bahwa ia adalah sosok yang pantas untuk diperjuangkan menuju jalan panjang 2024.
Gerakan ini, lanjut Adi, juga dinilai sebagai upaya meyakinkan partai politik (parpol) tempat kandidat bernaung. Bahwasanya, yang bersangkutan memiliki pasar politik sehingga layak diusung menjadi capres.
Fenomena ini mirip dengan yang terjadi pada 2014 silam. Joko Widodo (Jokowi) saat itu belum mendapat restu untuk maju di ajang kontestasi pemilihan presiden. Namun, relawannya sudah mulai bermunculan.
(Nurisma Rahmatika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
