Ratu Kalinyamat Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional, Lestari Moerdijat: Hasil Perjuangan Masyarakat Jepara

Jakarta: Pemerintah akhirnya menetapkan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional. Gelar tersebut diperoleh berkat kerja keras masyarakat Jepara, Jawa Tengah. "Ini adalah hasil perjuangan yang panjang ini adalah hasil perjuangan seluruh masyarakat Jepara," ujar Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat kepada Medcom.id usai menghadiri pemberian gelar pahlawan nasional, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat, 10 November 2023.  Rerie sapaan akrabnya bercerita bahwa dirinya terlibat langsung dalam memperjuangkan gelar pahlawan untuk Ratu Kalinyamat sejak 2013. Ia sempat mendengar keluhan  Wakil Bupati Jepara periode 2012-2017, Subroto, terkait pengajuan gelar pahlawan nasional. "Pak Broto menyampaikan Pemda Kabupaten berkeinginan untuk memperjuangkan gelar pahlawan Ratu Kalinyamat dan sudah ditolak dua kali," jelasnya. Politikus Partai NasDem itu pun langsung membuat penelitian mengenai Ratu Kalinyamat. Ia juga melibatkan sejumlah pihak terkait, termasuk pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie. "Menyelesaikan penelitian 2022 dan kemudian diajukan ke pemerintah alhamdulillah hari ini direalisasikan," jelasnya.  Rerie berharap masyarakat dapat meneladani sosok Ratu Kalinyamat sebagai tokoh pahlawan maritim. Ia juga ingin nama Ratu Kalinyamat dapat diabadikan sebagai nama kapal.  "Mudah-mudahan setelah diperjuangkan dan mendapatkan gelar pahlawan nasional beliau bisa diabadikan seterusnya karena perjuanganya luar biasa," ungkapnya.   Ratu Kalinyamat ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penganugerahan digelar di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat, 10 November 2023. Penganugerahan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 115/TK/Tahun 2023 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Keppres ditetapkan di Jakarta, 6 November 2023. Ratu Kalinyamat ditetapkan sebagai pahlawan bersama lima tokoh lainnya. Tokoh tersebut ialah Ida Dewa Agung Jambe dari Bali, Bataha Santiago dari Sulawesi Utara, Mohammad Tabrani dari Jawa Timur, Kiai Haji Abdul Chalim dari Jawa Barat, dan Kiai Haji Ahmad Hanafiah dari Lampung.