medcom.id, Jakarta: Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengkritik para menteri Kabinet Kerja. Pasalnya, dia menilai banyak menteri kerap mengatasnamakan Nawacita yang dicetuskan Presiden Joko Widodo.
"Banyak menteri pakai Nawacita untuk menjustifikasi policy (kebijakan), agak geli mengamatinya," kata Eva dalam diskusi di Restoran Dua Nyonya, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Selatan, Minggu (29/11/2015).
Menurut dia, hal itu terlihat dari beberapa menteri yang mengajukan utang dalam pembangunan infrastruktur dengan mengatasnamakan Nawacita Jokowi. Pasalnya, kata dia, pendapatan negara saat ini juga tak sampai 60 persen.
Dia menekankan, para menteri perlu memahami gagasan yang ada dalam Nawacita Jokowi. Tujuannya, agar kebijakan yang ditelurkan pemerintah tepat sasaran. "Kita jaga betul Presiden Jokowi, agar termonitor (Nawacita) bisa tercapai," tekan dia.
Para menteri, lanjut dia, juga harus mendengarkan arahan dari Presiden. Mereka tak boleh berpihak pada kelompok asalnya, baik partai maupun kepentingan bisnis. "Bagi PDIP yang penting loyal," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengkritik para menteri Kabinet Kerja. Pasalnya, dia menilai banyak menteri kerap mengatasnamakan Nawacita yang dicetuskan Presiden Joko Widodo.
"Banyak menteri pakai Nawacita untuk menjustifikasi policy (kebijakan), agak geli mengamatinya," kata Eva dalam diskusi di Restoran Dua Nyonya, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Selatan, Minggu (29/11/2015).
Menurut dia, hal itu terlihat dari beberapa menteri yang mengajukan utang dalam pembangunan infrastruktur dengan mengatasnamakan Nawacita Jokowi. Pasalnya, kata dia, pendapatan negara saat ini juga tak sampai 60 persen.
Dia menekankan, para menteri perlu memahami gagasan yang ada dalam Nawacita Jokowi. Tujuannya, agar kebijakan yang ditelurkan pemerintah tepat sasaran. "Kita jaga betul Presiden Jokowi, agar termonitor (Nawacita) bisa tercapai," tekan dia.
Para menteri, lanjut dia, juga harus mendengarkan arahan dari Presiden. Mereka tak boleh berpihak pada kelompok asalnya, baik partai maupun kepentingan bisnis. "Bagi PDIP yang penting loyal," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
