Jakarta: Ketua nonaktif DPP Partai NasDem Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Irma Suryani Chaniago menilai Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii sudah mengajarkan bagaimana menjadi seorang negarawan sejati. Banyak yang bisa dipelajari melalui pesan kehidupan Buya Syafii.
"Seorang negarawan yang disampaikan atau diinginkan atau disyaratkan Buya Syafii adalah seorang yang selalu berorientasi untuk melayani, baik sebagai politisi maupun sebagai tokoh masyarakat," ujar Irma dalam diskusi virtual bertajuk '85 Tahun Milad Buya Syafii Maarif, Mencari Negarawan', Jakarta, Sabtu, 30 Mei 2020.
Menurut dia, negarawan sejati harus mempunyai pemahaman politik. Pemikiran politik yang dijiwai nilai-nilai keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Buya Syafii, terang dia, mengajarkan Islam yang rahmatan lil 'alamin. Pola pikir seperti ini, lanjut Irma, sebuah dasar dari seorang pemimpin. Artinya, negarawan juga tidak mengesampingkan nilai-nilai keagamaan.
"Saya melihat Buya selalu memberikan pencerahan. Sehingga teman-teman mudah dalam mengejawantahkan, apa yang disampaikan Buya itu lebih nyaman kami terimanya," ujar Irma.
Irma menilai nilai kebangsaan juga sangat diperlukan. Nilai kebangsaan sebagai ilmu yang harus jalan beriringan dengan nilai agama untuk memperkokoh pemikiran seorang negarawan.
Menurut dia, selama ini banyak orang yang beragama tapi kurang ilmu karena ada kejomplangan dari salah satu unsur tersebut. Ketika tidak seimbang, seseorang hanya akan bisa menyalahkan orang lain, agama lain, atau nilai-nilai kebangsaan.
"Padahal seharusnya seorang negarawan itu dia punya nilai-nilai agama tapi dia juga punya nilai-nilai kebangsaan, itulah kita cari hari ini," ujar Irma.
Jakarta: Ketua nonaktif DPP Partai NasDem Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Irma Suryani Chaniago menilai Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii sudah mengajarkan bagaimana menjadi seorang negarawan sejati. Banyak yang bisa dipelajari melalui pesan kehidupan Buya Syafii.
"Seorang negarawan yang disampaikan atau diinginkan atau disyaratkan Buya Syafii adalah seorang yang selalu berorientasi untuk melayani, baik sebagai politisi maupun sebagai tokoh masyarakat," ujar Irma dalam diskusi virtual bertajuk '85 Tahun Milad Buya Syafii Maarif, Mencari Negarawan', Jakarta, Sabtu, 30 Mei 2020.
Menurut dia, negarawan sejati harus mempunyai pemahaman politik. Pemikiran politik yang dijiwai nilai-nilai keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Buya Syafii, terang dia, mengajarkan Islam yang rahmatan lil 'alamin. Pola pikir seperti ini, lanjut Irma, sebuah dasar dari seorang pemimpin. Artinya, negarawan juga tidak mengesampingkan nilai-nilai keagamaan.
"Saya melihat Buya selalu memberikan pencerahan. Sehingga teman-teman mudah dalam mengejawantahkan, apa yang disampaikan Buya itu lebih nyaman kami terimanya," ujar Irma.
Irma menilai nilai kebangsaan juga sangat diperlukan. Nilai kebangsaan sebagai ilmu yang harus jalan beriringan dengan nilai agama untuk memperkokoh pemikiran seorang negarawan.
Menurut dia, selama ini banyak orang yang beragama tapi kurang ilmu karena ada kejomplangan dari salah satu unsur tersebut. Ketika tidak seimbang, seseorang hanya akan bisa menyalahkan orang lain, agama lain, atau nilai-nilai kebangsaan.
"Padahal seharusnya seorang negarawan itu dia punya nilai-nilai agama tapi dia juga punya nilai-nilai kebangsaan, itulah kita cari hari ini," ujar Irma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
