medcom.id, Jakarta: Bendahara Umum Golkar versi Munas Bali Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengkritik sikap Golkar kubu Munas Ancol. Ia menilai pengesahan Golkar kubu Munas Ancol dengan Agung Laksono sebagai ketua umum di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) hanya kabar burung.
"Klaim kubu Munas Ancol telah disahkan oleh Kemenkumham ternyata hanya isapan jempol," kata Bambang dalam keterangan pers yang diterima Metrotvnews.com, Minggu (22/3/2015).
Menurut dia, awalnya kubu Agung mengatakan surat keputusan (SK) pengesahan sudah ditandatangani pada Rabu, 13 Maret lalu. Kemudian mereka, kata Bamsoet, mengaku sudah menerimanya pada Jumat, 20 Maret, pukul 14.00 WIB.
"Ternyata hingga detik ini mereka tidak bisa menunjukannya ke publik. Kecuali konon, hanya berupa draft yang belum bernomor dan belum ditandatangani Menteri (Yasonna Laoly) yang ditunjukkan ke sana-sini," tambah dia.
Bamsoet, panggilan Bambang Soesatyo, pun mempertanyakan bagaimana bisa draft SK ini bocor. Ia prihatin bila sampai Kemenkumham terseret-serat dalam peperangan antara dua kubu di partai beringin kuning.
"Kondisi ini berbahaya dan tidak bisa dibiarkan karena berpotensi mendorong terjadinya konflik horizontal antar kader dua parpol itu di berbagai daerah," pungkas Bamsoet.
medcom.id, Jakarta: Bendahara Umum Golkar versi Munas Bali Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengkritik sikap Golkar kubu Munas Ancol. Ia menilai pengesahan Golkar kubu Munas Ancol dengan Agung Laksono sebagai ketua umum di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) hanya kabar burung.
"Klaim kubu Munas Ancol telah disahkan oleh Kemenkumham ternyata hanya isapan jempol," kata Bambang dalam keterangan pers yang diterima
Metrotvnews.com, Minggu (22/3/2015).
Menurut dia, awalnya kubu Agung mengatakan surat keputusan (SK) pengesahan sudah ditandatangani pada Rabu, 13 Maret lalu. Kemudian mereka, kata Bamsoet, mengaku sudah menerimanya pada Jumat, 20 Maret, pukul 14.00 WIB.
"Ternyata hingga detik ini mereka tidak bisa menunjukannya ke publik. Kecuali konon, hanya berupa
draft yang belum bernomor dan belum ditandatangani Menteri (Yasonna Laoly) yang ditunjukkan ke sana-sini," tambah dia.
Bamsoet, panggilan Bambang Soesatyo, pun mempertanyakan bagaimana bisa
draft SK ini bocor. Ia prihatin bila sampai Kemenkumham terseret-serat dalam peperangan antara dua kubu di partai beringin kuning.
"Kondisi ini berbahaya dan tidak bisa dibiarkan karena berpotensi mendorong terjadinya konflik horizontal antar kader dua parpol itu di berbagai daerah," pungkas Bamsoet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
