medcom.id, Jakarta: Paham komunis tidak pernah mati atau meninggalkan Indonesia. Ideologi komunis tidak mengenal istilah kalah. Ideologi komunis hanya timbul tenggelam menunggu situasi untuk bisa menggerogoti lagi sendi-sendi bangsa.
Wakil Presiden keenam RI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno meyakini itu. Menurut Try, kendati pada 1966 Presiden pertama RI Soekarno menerbitkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dan menyerahkannya ke Soeharto untuk mengusir Partai Komunis Indonesia (PKI) dari bumi Nusantara, paham komunis tidak akan lenyap.
"Dalam ajaran komunis tidak dikenal istilah kalah. Hanya mengendap. Kita jangan selebor, lengah, doktrin komunisme tidak akan pernah hilang. Perjuangannya hanya timbul tenggelam, menunggu situasi," kata Try dalam peringatan 50 Tahun Supersemar di Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat, Jumat (11/3/2016).
Pria kelahiran 15 November 1935 itu merupakan salah satu saksi sejarah. Try mengatakan, era reformasi saat ini memungkinkan pihak-pihak yang telah terdoktrin komunis melancarkan ideologinya lagi. Itu untuk memisahkan rakyat Indonesia dari ideologi Pancasila dan UUD 1945.
"Dengan dalih kebebasan, keterbukaan, timbul fenomena ala mereka. Mereka sudah mulai memutarbalikan sejarah dan mencoba konsolidasi kekuatan untuk mengambil tindakan klimaks," kata Try.
Untuk kembali meneguhkan Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara di era global, Try berpesan agar seluruh generasi di Indonesia menjaga ketahanan nasional. Agar Indonesia tetap disegani oleh negara-negara lain yang tak memiliki ideologi Pancasila.
"Menjaga diri dengan baik dan meningkatkan ketahanan nasional salah satu cara mempertahankan ideologi Pancasila di era global," kata Try.
medcom.id, Jakarta: Paham komunis tidak pernah mati atau meninggalkan Indonesia. Ideologi komunis tidak mengenal istilah kalah. Ideologi komunis hanya timbul tenggelam menunggu situasi untuk bisa menggerogoti lagi sendi-sendi bangsa.
Wakil Presiden keenam RI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno meyakini itu. Menurut Try, kendati pada 1966 Presiden pertama RI Soekarno menerbitkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dan menyerahkannya ke Soeharto untuk mengusir Partai Komunis Indonesia (PKI) dari bumi Nusantara, paham komunis tidak akan lenyap.
"Dalam ajaran komunis tidak dikenal istilah kalah. Hanya mengendap. Kita jangan selebor, lengah, doktrin komunisme tidak akan pernah hilang. Perjuangannya hanya timbul tenggelam, menunggu situasi," kata Try dalam peringatan 50 Tahun Supersemar di Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat, Jumat (11/3/2016).
Pria kelahiran 15 November 1935 itu merupakan salah satu saksi sejarah. Try mengatakan, era reformasi saat ini memungkinkan pihak-pihak yang telah terdoktrin komunis melancarkan ideologinya lagi. Itu untuk memisahkan rakyat Indonesia dari ideologi Pancasila dan UUD 1945.
"Dengan dalih kebebasan, keterbukaan, timbul fenomena ala mereka. Mereka sudah mulai memutarbalikan sejarah dan mencoba konsolidasi kekuatan untuk mengambil tindakan klimaks," kata Try.
Untuk kembali meneguhkan Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara di era global, Try berpesan agar seluruh generasi di Indonesia menjaga ketahanan nasional. Agar Indonesia tetap disegani oleh negara-negara lain yang tak memiliki ideologi Pancasila.
"Menjaga diri dengan baik dan meningkatkan ketahanan nasional salah satu cara mempertahankan ideologi Pancasila di era global," kata Try.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)
