Jakarta: Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno merespons rumor 'penumpang gelap' Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Hendrawan menyebut sosok tersebut kelompok 'setan botak'.
"Siapa 'penumpang gelap' itu? Itu yang disebut 'setan botak' itu. Itu siapa? Mari kita identifikasi bersama," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2019.
Hendrawan menyebut partainya sudah tahu siapa yang dimaksud 'penumpang gelap' Prabowo. Namun, ia enggan memerinci kelompok tersebut.
Menurut dia, 'penumpang gelap' sebenarnya mudah dibaca publik. Hendrawan mengatakan berbagai kalangan sudah menyebut parameter kelompok 'penumpang gelap' ini.
Dia mencontohkan kelompok ini senang mengambil posisi konfrontatif. Mereka kerap menghujat dan menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagai agenda kerja.
"Itu sebagai dagangan. Mari kita identifikasi bersama sambil berjalan," ujar dia.
Istilah 'setan botak' Hendrawan mengingatkan kelompok 'setan gundul' yang pernah diutarakan politikus Demokrat Andi Arief medio Mei 2019. Kala itu, Andi menyebut kelompok ini ada di barisan koalisi Prabowo-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kelompok ini diduga jadi pembisik Prabowo menang 62 persen.
Baca: Gerindra Tutup Mulut soal 'Penumpang Gelap'
Andi mulanya mengatakan koalisi Adil dan Makmur hanya diisi Partai Gerindra, Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Berkarya. Dalam perjalanannya, muncul elemen yang dinamai Andi sebagai 'setan gundul' di dalam koalisi.
Belakangan, politikus Gerindra Andre Rosiade menyebut ada 'penumpang gelap, yang memanfaatkan Prabowo Subianto dengan tujuan membuat situasi Indonesia kacau. Penumpang gelap juga ingin Presiden Joko Widodo disalahkan akibat kondisi itu.
"Ingin Indonesia ini ribut. Pak Prabowo sebagai patriot dan negarawan menolak hal itu. Itulah penumpang gelap itu," kata Andre dalan diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 10 Agustus 2019.
Jakarta: Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno merespons rumor 'penumpang gelap' Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Hendrawan menyebut sosok tersebut kelompok 'setan botak'.
"Siapa 'penumpang gelap' itu? Itu yang disebut 'setan botak' itu. Itu siapa? Mari kita identifikasi bersama," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2019.
Hendrawan menyebut partainya sudah tahu siapa yang dimaksud 'penumpang gelap' Prabowo. Namun, ia enggan memerinci kelompok tersebut.
Menurut dia, 'penumpang gelap' sebenarnya mudah dibaca publik. Hendrawan mengatakan berbagai kalangan sudah menyebut parameter kelompok 'penumpang gelap' ini.
Dia mencontohkan kelompok ini senang mengambil posisi konfrontatif. Mereka kerap menghujat dan menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagai agenda kerja.
"Itu sebagai dagangan. Mari kita identifikasi bersama sambil berjalan," ujar dia.
Istilah 'setan botak' Hendrawan mengingatkan kelompok 'setan gundul' yang pernah diutarakan politikus Demokrat Andi Arief medio Mei 2019. Kala itu, Andi menyebut kelompok ini ada di barisan koalisi Prabowo-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kelompok ini diduga jadi pembisik Prabowo menang 62 persen.
Baca: Gerindra Tutup Mulut soal 'Penumpang Gelap'
Andi mulanya mengatakan koalisi Adil dan Makmur hanya diisi Partai Gerindra, Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Berkarya. Dalam perjalanannya, muncul elemen yang dinamai Andi sebagai 'setan gundul' di dalam koalisi.
Belakangan, politikus Gerindra Andre Rosiade menyebut ada 'penumpang gelap, yang memanfaatkan Prabowo Subianto dengan tujuan membuat situasi Indonesia kacau. Penumpang gelap juga ingin Presiden Joko Widodo disalahkan akibat kondisi itu.
"Ingin Indonesia ini ribut. Pak Prabowo sebagai patriot dan negarawan menolak hal itu. Itulah penumpang gelap itu," kata Andre dalan diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 10 Agustus 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
