medcom.id, Jakarta: Di depan Komisi III DPR, Plt Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan Andi Widjajanto, kini Sektretaris Kabinet, pernah bertemu dengan istri Ketua KPK Abraham Samad.
Pertemuan itu dalam rangka lobi Samad yang ingin menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo.
Andi enggan menanggapi manuver Hasto yang membeberkan pertemuan tersebut. Namun Andi berjanji akan memaparkan apa yang dia ketahui ke KPK dan Polri.
"Saya sudah sampaikan jika, KPK membentuk komisi etik misalnya dan membutuhkan klarifikasi dari saya, maka saya bersedia memberikan klarifikasi. Jika ada pihak lain misalnya Bareskrim (Mabes Polri) membutuhkan juga, saya juga mau," kata Andi yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, usai Rapat Kerja dengan Komisi II, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (4/2/2015).
Dikatakan Andi, hal ini sarat dengan pertimbangan etika antarlembaga. "Sebaiknya saya memberikan klarifikasi ke KPK, sebelum saya memberikan pernyataan ke publik," tukas dia.
Sebelumnya, Andi mengakui pada masa pilpres 2014, Ketua KPK Abraham Samad merupakan salah satu tokoh potensial untuk menjadi cawapres Joko Widodo. Namun, terkait pertimbangan etika, pihaknya tidak bisa leluasa berinteraksi dengan Abraham Samad.
"Posisi saya adalah memang tim saat itu. Yang membantu Ibu Mega untuk menyaring calon wapres. Pak AS iya dia dipertimbangkan sebagai calon wapres. Masalah kami saat itu adalah etika kelembagaan yang tidak memungkinkan kami untuk melakukan interaksi yang leluasa dengan pak AS," terang dia.
medcom.id, Jakarta: Di depan Komisi III DPR, Plt Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan Andi Widjajanto, kini Sektretaris Kabinet, pernah bertemu dengan istri Ketua KPK Abraham Samad.
Pertemuan itu dalam rangka lobi Samad yang ingin menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo.
Andi enggan menanggapi manuver Hasto yang membeberkan pertemuan tersebut. Namun Andi berjanji akan memaparkan apa yang dia ketahui ke KPK dan Polri.
"Saya sudah sampaikan jika, KPK membentuk komisi etik misalnya dan membutuhkan klarifikasi dari saya, maka saya bersedia memberikan klarifikasi. Jika ada pihak lain misalnya Bareskrim (Mabes Polri) membutuhkan juga, saya juga mau," kata Andi yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, usai Rapat Kerja dengan Komisi II, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (4/2/2015).
Dikatakan Andi, hal ini sarat dengan pertimbangan etika antarlembaga. "Sebaiknya saya memberikan klarifikasi ke KPK, sebelum saya memberikan pernyataan ke publik," tukas dia.
Sebelumnya, Andi mengakui pada masa pilpres 2014, Ketua KPK Abraham Samad merupakan salah satu tokoh potensial untuk menjadi cawapres Joko Widodo. Namun, terkait pertimbangan etika, pihaknya tidak bisa leluasa berinteraksi dengan Abraham Samad.
"Posisi saya adalah memang tim saat itu. Yang membantu Ibu Mega untuk menyaring calon wapres. Pak AS iya dia dipertimbangkan sebagai calon wapres. Masalah kami saat itu adalah etika kelembagaan yang tidak memungkinkan kami untuk melakukan interaksi yang leluasa dengan pak AS," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(KRI)
