medcom.id, Jakarta: Calon kepala Badan Intelijen Negara Komjen Budi Gunawan menyampaikan visi dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR. Budi akan berupaya memaksimalkan peran BIN lebih profesional, objektif, dan berintegritas, disingkat PROBIN.
Uji kelayakan dan kepatutan kepada Budi berlangsung tertutup sejak awal. Hanya sesi penyampaikan visi misi yang bisa diliput para wartawan di Gedung Parlemen, Jakarta.
"Karena banyak hal-hal strategis yang berkaitan dengan intelijen dan memang tidak mungkin (forum uji kelayakan dan kepatutan) dibuka," kata Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari di ruang rapat Komisi I, Rabu (7/9/2016).
Budi, saat sesi penyampaian visi, mengatakan, BIN sudah berperan cukup baik dalam mencegah hal-hal yang mengancam keamanan nasional. Hanya, dalam beberapa hal masih terdapat ruang yang perlu dioptimalkan sebagai koordinator fungsi intelijen.
Budi menjelaskan, optimalisasi peran dengan meningkatkan kinerja BIN dalam tindakan untuk deteksi dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan ancaman yang mungkin timbul dan mengancam keamanan nasional.
"Optimalisasi kemampuan juga berarti meningkatkan kapasitas personel, teknologi, sistem manajemen, SOP, dan budaya organisasi agar mampu menjalankan peran BIN dengan lebih optimal," kata Budi.
Terkait ancaman nasional yang semakin kompleks, Budi bisa dicegah dengan meningkatkan fungsi lini pertama yaitu deteksi dini dan deteksi terhadap berbagai bentuk dan sifat ancaman.
Menurut Budi, ancaman di depan mata yang perlu diantisipasi BIN adalah sengketa di perbatasan, pelaksanaan pilkada serentak pada 2017, pilpres dan pileg 2019.
"Saya diberi kepercayaan sebagai KaBIN, maka saya akan melakukan program optimalisasi menuju BIN yang semakin Profesinal, Objektif dan berintegritas (PROBIN)," ucap Budi.
medcom.id, Jakarta: Calon kepala Badan Intelijen Negara Komjen Budi Gunawan menyampaikan visi dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR. Budi akan berupaya memaksimalkan peran BIN lebih profesional, objektif, dan berintegritas, disingkat PROBIN.
Uji kelayakan dan kepatutan kepada Budi berlangsung tertutup sejak awal. Hanya sesi penyampaikan visi misi yang bisa diliput para wartawan di Gedung Parlemen, Jakarta.
"Karena banyak hal-hal strategis yang berkaitan dengan intelijen dan memang tidak mungkin (forum uji kelayakan dan kepatutan) dibuka," kata Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari di ruang rapat Komisi I, Rabu (7/9/2016).
Budi, saat sesi penyampaian visi, mengatakan, BIN sudah berperan cukup baik dalam mencegah hal-hal yang mengancam keamanan nasional. Hanya, dalam beberapa hal masih terdapat ruang yang perlu dioptimalkan sebagai koordinator fungsi intelijen.
Budi menjelaskan, optimalisasi peran dengan meningkatkan kinerja BIN dalam tindakan untuk deteksi dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan ancaman yang mungkin timbul dan mengancam keamanan nasional.
"Optimalisasi kemampuan juga berarti meningkatkan kapasitas personel, teknologi, sistem manajemen, SOP, dan budaya organisasi agar mampu menjalankan peran BIN dengan lebih optimal," kata Budi.
Terkait ancaman nasional yang semakin kompleks, Budi bisa dicegah dengan meningkatkan fungsi lini pertama yaitu deteksi dini dan deteksi terhadap berbagai bentuk dan sifat ancaman.
Menurut Budi, ancaman di depan mata yang perlu diantisipasi BIN adalah sengketa di perbatasan, pelaksanaan pilkada serentak pada 2017, pilpres dan pileg 2019.
"Saya diberi kepercayaan sebagai KaBIN, maka saya akan melakukan program optimalisasi menuju BIN yang semakin Profesinal, Objektif dan berintegritas (PROBIN)," ucap Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)
