Jakarta: Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto pada Kamis, 25 Mei di Istana Bogor itu menunjukkan semakin kuatnya sinyal dukungan menjelang Pilpres 2024. Kendati,bukan berarti dukungan kepada Ganjar Pranowo dicabut.
"Saya melihat pertemuan tersebut menunjukkan semakin kuatnya sinyal dukungan Presiden ke Pak Prabowo, meskipun bukan berarti dukungan kepada Ganjar dicabut,” ujar Burhanuddin Muhtadi dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Jumat,26 Mei 2023.
Menurutnya, Jokowi hanya ingin memberikan keseimbangan dukungan baik kepada Ganjar, maupun kepada Prabowo yang akan maju pada Pilpres 2024 medatang.
“Pak Jokowi ingin memberikan semacam balancing of support baik kepada Prabowo dan juga Ganjar,” lanjutnya.
Burhanuddin mengungkapkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto menguat, keinginan Jokowi untuk menduetkan Ganjar-Prabowo harus dipendam rapat-rapat.
"Kemungkinan bukan duet Ganjar-Prabowo, tetapi sebaliknya yang terjadi adalah duel," lanjutnya.
Burhanuddin mengungkap bahwa sejumlah lembaga survei menunjukkan momentum elektoral yang berada di tangan Prabowo. Ia menilai Prabowo sulit dijadikan sebagai bacawapres Ganjar Pranowo.
"Pada titik ini, saya kira sulit untuk bisa memahami kalau Prabowo bersedia jadi cawapresnya Ganjar di saat peluangnya juga terbuka," ujar Burhanuddin.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, diketahui bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor Kamis,25 Mei 2023 lalu.
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa pertemuan antara keduanya hanya sebatas pertemuan antara presiden dan menteri. Sebagai seorang Menteri Pertahanan ,Prabowo akan melaporkan program-program yang telah dijalaninya kepada orang nomor satu di Tanah air tersebut.
"Yang pasti pertemuannya dalam rangka membahas ya pekerjaan atau pembicaraan antara presiden dan menteri,”ujar Dasco.
(Natania Rizky Ananda)
Jakarta: Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai pertemuan Presiden
Joko Widodo dengan
Prabowo Subianto pada Kamis, 25 Mei di Istana Bogor itu menunjukkan semakin kuatnya sinyal dukungan menjelang Pilpres 2024. Kendati,bukan berarti dukungan kepada
Ganjar Pranowo dicabut.
"Saya melihat pertemuan tersebut menunjukkan semakin kuatnya sinyal dukungan Presiden ke Pak Prabowo, meskipun bukan berarti dukungan kepada Ganjar dicabut,” ujar Burhanuddin Muhtadi dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Jumat,26 Mei 2023.
Menurutnya, Jokowi hanya ingin memberikan keseimbangan dukungan baik kepada Ganjar, maupun kepada Prabowo yang akan maju pada Pilpres 2024 medatang.
“Pak Jokowi ingin memberikan semacam balancing of support baik kepada Prabowo dan juga Ganjar,” lanjutnya.
Burhanuddin mengungkapkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto menguat, keinginan Jokowi untuk menduetkan Ganjar-Prabowo harus dipendam rapat-rapat.
"Kemungkinan bukan duet Ganjar-Prabowo, tetapi sebaliknya yang terjadi adalah duel," lanjutnya.
Burhanuddin mengungkap bahwa sejumlah lembaga survei menunjukkan momentum elektoral yang berada di tangan Prabowo. Ia menilai Prabowo sulit dijadikan sebagai bacawapres Ganjar Pranowo.
"Pada titik ini, saya kira sulit untuk bisa memahami kalau Prabowo bersedia jadi cawapresnya Ganjar di saat peluangnya juga terbuka," ujar Burhanuddin.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, diketahui bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor Kamis,25 Mei 2023 lalu.
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa pertemuan antara keduanya hanya sebatas pertemuan antara presiden dan menteri. Sebagai seorang Menteri Pertahanan ,Prabowo akan melaporkan program-program yang telah dijalaninya kepada orang nomor satu di Tanah air tersebut.
"Yang pasti pertemuannya dalam rangka membahas ya pekerjaan atau pembicaraan antara presiden dan menteri,”ujar Dasco.
(Natania Rizky Ananda) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)
