Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan menteri dan kepala lembaga negara menyisihkan anggaran guna mengantisipasi lonjakan kasus covid-19. Instruksi berbekal pengalaman lonjakan kasus pada pertengahan 2021.
"Pak Presiden menginstruksikan agar seluruh kementerian/lembaga melakukan pencadangan, sehingga kalau sampai terjadi adanya situasi seperti yang kita hadapi dengan varian Delta di Juli-Agustus lalu, kita tidak perlu melakukan refocusing. Refocusing itu membuat disrupsi di dalam pelaksanaan anggaran," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani (Ani) usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 17 November 2021.
Ani mengakui saat varian Delta merebak dan memicu gelombang kedua, pemerintah tidak siap. Sebab, tidak ada anggaran khusus yang disisihkan.
Namun, Kepala Negara belum menetapkan besaran dana yang harus dicadangkan setiap kementerian/lembaga. Ani memperkirakan angka ideal ialah 5 persen dari total anggaran instansi masing-masing.
Sebelumnya, Jokowi mengingatkan menteri, Polri, dan TNI fokus pada penanganan pandemi covid-19. Situasi yang membaik saat ini jangan sampai membuat pengawasan mengendur, apalagi menjadi celah munculnya gelombang ketiga.
"Kita tahu kasus aktif kita sudah berada di bawah 9.000. Penambahan kasus juga hanya di angka antara 300 sampai 400 per hari. Tapi semua harus tetap waspada," kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 17 November 2021.
Peringatan yang disampaikan Kepala Negara bukan tanpa alasan. Sebab, beberapa negara Eropa tengah mengalami lonjakan kasus yang signifikan.
Baca: Jokowi Instruksikan Jajaran Waspada Terhadap Lonjakan Covid-19 di Eropa
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) menginstruksikan menteri dan kepala lembaga negara menyisihkan
anggaran guna mengantisipasi lonjakan kasus covid-19. Instruksi berbekal pengalaman lonjakan kasus pada pertengahan 2021.
"Pak Presiden menginstruksikan agar seluruh kementerian/lembaga melakukan pencadangan, sehingga kalau sampai terjadi adanya situasi seperti yang kita hadapi dengan varian Delta di Juli-Agustus lalu, kita tidak perlu melakukan
refocusing.
Refocusing itu membuat disrupsi di dalam pelaksanaan anggaran," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani (Ani) usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 17 November 2021.
Ani mengakui saat
varian Delta merebak dan memicu gelombang kedua, pemerintah tidak siap. Sebab, tidak ada anggaran khusus yang disisihkan.
Namun, Kepala Negara belum menetapkan besaran dana yang harus dicadangkan setiap kementerian/lembaga. Ani memperkirakan angka ideal ialah 5 persen dari total anggaran instansi masing-masing.
Sebelumnya, Jokowi mengingatkan menteri, Polri, dan TNI fokus pada penanganan pandemi covid-19. Situasi yang membaik saat ini jangan sampai membuat pengawasan mengendur, apalagi menjadi celah munculnya gelombang ketiga.
"Kita tahu kasus aktif kita sudah berada di bawah 9.000. Penambahan kasus juga hanya di angka antara 300 sampai 400 per hari. Tapi semua harus tetap waspada," kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 17 November 2021.
Peringatan yang disampaikan Kepala Negara bukan tanpa alasan. Sebab, beberapa negara Eropa tengah mengalami lonjakan kasus yang signifikan.
Baca:
Jokowi Instruksikan Jajaran Waspada Terhadap Lonjakan Covid-19 di Eropa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)
