Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR 2016 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 16 Agustus 2016. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR 2016 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 16 Agustus 2016. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay

Pidato Kenegaraan

Kemerdekaan untuk Memakmurkan Rakyat

Githa Farahdina • 16 Agustus 2016 12:33
medcom.id, Jakarta: Kemerdekaan yang Indonesia raih adalah jembatan untuk memakmurkan rakyat, untuk menegakkan keadilan, untuk membuat seluruh rakyat Indonesia meraih kemajuan bersama. Membangun jiwa dan raga merupakan jalan untuk mencapai tujuan tersebut.
 
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat pidato kenegaraan di sidang bersama anggota DPR dan DPD dalam rangka HUT ke-71 RI di Komplek Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (16/8/2016).
 
Presiden menegaskan, pembangunan harus merata, dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote. “Indonesia harus menjadi bangsa yang maju, bangsa yang berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” kata Presiden.
 


Video lengkap klik di sini
 
Dalam pidato kenegaraan tahun lalu Presiden sudah menyampaikan bahwa Kabinet Kerja berkehendak meletakkan fondasi pembangunan nasional yang kokoh pada tahun pertama pemerintahan. Pemerintah mengubah paradigma pembangunan nasional, dari yang bersifat konsumtif menjadi produktif, dari yang bersifat Jawa sentris menjadi Indonesia sentris.
 
Pemerintah memperbaiki regulasi dan birokrasi secara masif seiring penerapan teknologi informasi dan telekomunikasi. Pemerintah juga memantapkan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air khususnya di desa-desa, di daerah-daerah pinggiran dan wilayah perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional.
 
Berbekal pencapaian transformasi fundamental ekonomi tersebut, memasuki tahun kedua, pemerintah bertekad melakukan percepatan pembangunan. “Tahun 2016 ini dapat disebut sebagai tahun percepatan pembangunan nasional. Kita harus melangkah menuju Indonesia maju,” ujar Presiden.
 


 
Menurut Presiden, setelah 71 tahun merdeka, Indonesia belum mampu memutus rantai kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial. Setiap presiden Republik Indonesia telah bekerja keras mengatasi tiga tantangan tersebut di masanya masing-masing.
 
Sekarang, Presiden Jokowi juga menghadapi ketiga tantangan tersebut. Perbedaannya, pemerintah sekarang menghadapi tantangan tersebut di tengah tatanan baru dunia, di tengah era kompetisi global. Kompetisi tidak lagi terjadi antardaerah tetapi antarnegara, antarkawasan.
 
“Sebuah era di mana semua negara saling terhubung satu sama lain, satu masalah bisa menjadi masalah bagi negara-negara di dunia,” ucap Presiden.
 
Sampai sekarang, Presiden menyampaikan, ekonomi global masih mengalami perlambatan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi nasional juga terpengaruh. Namun, lanjut Presiden, Indonesia patut bersyukur bahwa perekonomian pada triwulan pertama tahun 2016 tumbuh 4,91 persen.
 
Bahkan, dalam triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik menjadi 5,18 persen. Pertumbuhan itu jauh lebih besar di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia dan negara-negara berkembang.
 
Presiden mengatakan, “Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu pertumbuhan yang tertinggi di Asia."



 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan