Jika Bangsa tak Punya Lembaga Negara

medcom.id, Jakarta: Anggota MPR dari Fraksi PKB Lukman Eddy mengatakan ada bangsa yang tidak mempunyai lembaga negara. Akibatnya bangsa itu hanya bangga menjadi sebuah etnisitas. "Akibatnya bangsa itu mengawang-awang dan tak punya aturan. Ia tak punya organisasi untuk mengatur masyarakat," ujar Lukman, Jakarta, Sabtu 7 Oktober 2017. Bangsa tanpa lembaga negara akan menyerahkan segala urusan pada orang atau bangsa lain. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan mempertahankan integritas bangsa. "Bila kita berpikir apatis, tak memerlukan lembaga negara, maka hal demikian bisa menyebabkan kita tak bisa mempertahankan bangsa. Kita (bangsa Indonesia) memiliki lembaga negara karena amanah para pendiri bangsa," ungkapnya. Menurut Lukman, masyarakat boleh pesimistis terhadap performa pimpinan lembaga negara yang masih mengecewakan, namun terhadap keberadaan lembaga negara harus tetap optimistis. "Optimistis tak boleh pupus," katanya. Lukman berharap, generasi muda sebagai agen perubahan bisa menyampaikan kritik atau pendapat kepada penentu kebijakan. Bukannya menjadi warga apatis yang membenci lembaga negara. Di Indonesia, menurut Lukman Eddy, keberadaan lembaga negara ada yang diatur lewat UUD NRI Tahun 1945, ada juga yang diatur menggunakan aturan di bawah UUD, seperti lewat undang-undang, keputusan presiden, menteri, dan institusi di bawahnya. Pasca reformasi di Indonesia terjadi perubahan menyeluruh terhadap kedudukan lembaga negara. Perubahan ini perlu dilakukan sebab pada masa Orde Baru, kedudukan lembaga negara tumpang tindih. "Ada lembaga negara yang seharusnya independent namun malah tergantung pada lembaga negara lainnya. Penataan ulang dilakukan agar lembaga negara menjalankan fungsinya sesuai amanah, tak tumpang tindih, dan tak saling mengganggu," pungkasnya.