medcom.id, Jakarta: Sidang rapat paripurna RUU Pemilu kembali dilanjutkan. Suasana memanas ketika pimpinan sidang memberi dua opsi apakah sidang akan diputuskan malam ini atau ditunda hingga Senin 24 Juli 2017.
Dari kesepuluh fraksi enam fraksi memutuskan jika pengambilan keputusan voting dilakukan malam ini. Keenam fraksi itu di antaranya PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP dan Hanura.
Keenam partai sepakat jika mekanisme pengambilan keputusan melalui mekanisme voting. Pasalnya, proses lobi antarpimpinan fraksi gagal menemui kata mufakat.
"Kami dari Fraksi Hanura kami ingin lihat bagaimana keinginan kita semua duduk bersama. Tetapi apa yang kita putuskan dalam lobi opsi A dan B. Kita harus ambil keputusan kita memilih opsi A dilakukan malam hari ini juga," kata Nurdin Tampubolon, anggota Fraksi Partai Hanura, Kamis 20 Juli 2017.
Sementara itu, Fraksi Gerindra dan PAN meminta isu soal ambang batas parlemen diberikan waktu tambahan untuk dibicarakan lagi. Di sisi lain, Fraksi PKS sejatinya setuju adanya mekanisme voting tetapi tidak mencantumkan isu soal ambang batas presiden dalam voting.
"Menurut PKS bukan di-voting, pesan konstitusi jelas. Setuju voting malam ini asalkan tidak mencantumkan ambang batas presiden," kata Muzammil anggota fraksi PKS.
Sikap Partai Demokrat mengambang. Dalam pemaparannya, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat, Didik Mukrianto tak sepakat soal isu ambang batas parlemen. Namun, partainya sepakat dilakukan voting tetapi tidak bertanggung jawab atas hasil voting soal ambang batas parlemen.
"Isu ambang batas presiden sebuah isu standing konstitusional. Kami berpandangan untuk itu kami siap mengambil keputusan hari ini. Kami tidak bertanggung jawab presidential threshold," kata Didik.
Suasana semakin riuh dan panas ketika pimpinan sidang Fadly Zon justru terus mengulang pertanyaannya kepada peserta sidang. Hujan interupsi tak terhindarkan. Salah satu anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu berteriak meminta pimpinan sidang adil.
medcom.id, Jakarta: Sidang rapat paripurna RUU Pemilu kembali dilanjutkan. Suasana memanas ketika pimpinan sidang memberi dua opsi apakah sidang akan diputuskan malam ini atau ditunda hingga Senin 24 Juli 2017.
Dari kesepuluh fraksi enam fraksi memutuskan jika pengambilan keputusan
voting dilakukan malam ini. Keenam fraksi itu di antaranya PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP dan Hanura.
Keenam partai sepakat jika mekanisme pengambilan keputusan melalui mekanisme
voting. Pasalnya, proses lobi antarpimpinan fraksi gagal menemui kata mufakat.
"Kami dari Fraksi Hanura kami ingin lihat bagaimana keinginan kita semua duduk bersama. Tetapi apa yang kita putuskan dalam lobi opsi A dan B. Kita harus ambil keputusan kita memilih opsi A dilakukan malam hari ini juga," kata Nurdin Tampubolon, anggota Fraksi Partai Hanura, Kamis 20 Juli 2017.
Sementara itu, Fraksi Gerindra dan PAN meminta isu soal ambang batas parlemen diberikan waktu tambahan untuk dibicarakan lagi. Di sisi lain, Fraksi PKS sejatinya setuju adanya mekanisme
voting tetapi tidak mencantumkan isu soal ambang batas presiden dalam
voting.
"Menurut PKS bukan di-
voting, pesan konstitusi jelas. Setuju
voting malam ini asalkan tidak mencantumkan ambang batas presiden," kata Muzammil anggota fraksi PKS.
Sikap Partai Demokrat mengambang. Dalam pemaparannya, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat, Didik Mukrianto tak sepakat soal isu ambang batas parlemen. Namun, partainya sepakat dilakukan
voting tetapi tidak bertanggung jawab atas hasil
voting soal ambang batas parlemen.
"Isu ambang batas presiden sebuah isu standing konstitusional. Kami berpandangan untuk itu kami siap mengambil keputusan hari ini. Kami tidak bertanggung jawab
presidential threshold," kata Didik.
Suasana semakin riuh dan panas ketika pimpinan sidang Fadly Zon justru terus mengulang pertanyaannya kepada peserta sidang. Hujan interupsi tak terhindarkan. Salah satu anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu berteriak meminta pimpinan sidang adil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
