medcom.id, Jakarta: Organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dituding merencanakan membangun sebuah negara baru di Tanah Air. Tudingan itu dibantah oleh mantan ketua umum Gafatar.
"Kami sangat tersanjung (dituding bangun negara baru). Yang kami inginkan adalah kami membangun sebuah negeri yang sejahtera lewat kedaulatan pangan," kata mantan Ketua Umum Umum Gafatar Mahful M Tumanurung di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016).
Mahful mengaku setelah pembubaran Gafatar pihaknya ingin membantu pemerintah melalui pertanian di Kalimantan. Mahful membantah di internal Gafatar terdapat mimpi memburu kekuasaan untuk memerintah suatu negeri.
"Kami tidak pernah bermimpi jadi penguasa. Kami tidak pernah merebut kekuasaan. Diberi juga, kami tidak akan menerima," ujar dia.
Mahful mengatakan, saat Gafatar masih eksis memang ada susunan struktur organisasi yang tersebar hingga 34 propinsi di Indonesia. Setelah pembubaran, Mahful mengaku kondisi internal Gafatar tidak lagi solid. Sebab, tidak ada lagi ikatan secara organisatoris bagi semua anggota yang ada.
"Adapun koordinator wilayah yang ada (saat Gafatar eksis), itu hanya sekadar mempermudah organisasi. Kami tidak bicara negara agar bisa jadi de facto dan de jure. Kami hanya ingin negeri ini sejahtera dari segi pangan dan tidak jadi negeri yang terkutuk," ujar dia.
Mahful juga mengaku siap dipanggil aparat berwenang untuk menjelaskan paradigma yang ia anggap menyesatkan. "Kami warga negara Indonesia berada di posisi yang sama di hadapan hukum. Siapapun dia, dengan senang hati, kami menjelaskan yang diminta," tandas Mahful.
medcom.id, Jakarta: Organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dituding merencanakan membangun sebuah negara baru di Tanah Air. Tudingan itu dibantah oleh mantan ketua umum Gafatar.
"Kami sangat tersanjung (dituding bangun negara baru). Yang kami inginkan adalah kami membangun sebuah negeri yang sejahtera lewat kedaulatan pangan," kata mantan Ketua Umum Umum Gafatar Mahful M Tumanurung di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016).
Mahful mengaku setelah pembubaran Gafatar pihaknya ingin membantu pemerintah melalui pertanian di Kalimantan. Mahful membantah di internal Gafatar terdapat mimpi memburu kekuasaan untuk memerintah suatu negeri.
"Kami tidak pernah bermimpi jadi penguasa. Kami tidak pernah merebut kekuasaan. Diberi juga, kami tidak akan menerima," ujar dia.
Mahful mengatakan, saat Gafatar masih eksis memang ada susunan struktur organisasi yang tersebar hingga 34 propinsi di Indonesia. Setelah pembubaran, Mahful mengaku kondisi internal Gafatar tidak lagi solid. Sebab, tidak ada lagi ikatan secara organisatoris bagi semua anggota yang ada.
"Adapun koordinator wilayah yang ada (saat Gafatar eksis), itu hanya sekadar mempermudah organisasi. Kami tidak bicara negara agar bisa jadi de facto dan de jure. Kami hanya ingin negeri ini sejahtera dari segi pangan dan tidak jadi negeri yang terkutuk," ujar dia.
Mahful juga mengaku siap dipanggil aparat berwenang untuk menjelaskan paradigma yang ia anggap menyesatkan. "Kami warga negara Indonesia berada di posisi yang sama di hadapan hukum. Siapapun dia, dengan senang hati, kami menjelaskan yang diminta," tandas Mahful.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
