Mengupas Tuntas Kritik Pencitraan Pejabat Ala Drakor

Jakarta: Baru-baru ini anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade melayangkan sindiran kepada Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. Ia menyebut aksi marah-marah Risma sebatas politik pencitraan. Tak tanggung-tanggung, menurutnya pencitraan Risma layaknya sebuah Drama Korea. Kritik ini dilemparkan setelah aksi Risma memarahi  sejumlah pegawai bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terkait penyaluran bantuan sosial (Bansos) yang beredar di media massa. "Dalam rapat dengar pendapat Komisi VI dengan Bank Himbara kami menyampaikan agar Ibu Mensos menghentikan pencitraan Drakor (Drama Korea). Ada Menteri memarahi pejabat bank untuk bela rakyat, padahal kementeriannya kirim surat untuk meminta bank tersebut memblokir," cuitnya dalam akun Twitter pada 10 September 2021. Politikus Gerindra itu menyebut penyaluran dana Bansos terhambat akibat adanya surat dari seorang direktur di Kementerian Sosial (Kemensos) kepada pihak bank yang telah disampaikan sebelumnya. Dengan kata lain, Andre menganggap aksi mencak-mencak Risma adalah suatu yang tidak spontan. Politik pencitraan telah menjadi rahasia umum dari waktu ke waktu. Kehadirannya kadang dianggap penting untuk memperoleh suara rakyat kala pemilu. Namun, pencitraan bisa jadi bermasalah apabila dilakukan sebatas gimmick politik. Selain merugikan sejumlah pihak, hal ini juga dapat menurunkan wibawa seseorang. Fenomena ini akan dikupas advokat kondang Hotman Paris Hutapea dalam program Hot Room di Metro TV dengan tema "Politik Ala Drakor". Acara ini tayang pada pukul 20.05 WIB, Selasa, 14 September 2021, hanya di Metro TV. (Mentari Puspadini)