medcom.id, Jakarta: Dua kubu yang berseteru, yakni kubu Aburizal 'Ical' Bakrie dan Agung Laksono harus bisa menyelesaikan konflik dalam perundingan yang akan dimulai besok, Selasa (23/12/2014). Jika gagal, cap buruk lah yang akan ditempelkan pada dua elite Partai Golkar itu.
"Jika tidak ada niat baik dari Agung dan Aburizal untuk menyatukan Golkar kembali, maka kedua figur itu akan dicatat sebagai biang kerok dalam sejarah kelam Partai Golkar (PG)," kata juru bicara Poros Muda Partai Golkar Andi Sinulingga ketika dihubungi wartawan, Senin (22/12/2014).
Pasalnya, kata Andi, konflik PG tak mungkin berakhir di meja hijau karena memakan waktu cukup lama.
"Secara psikologis akan sangat sulit diterima oleh pihak yang kalah dalam pengadilan," tambah Andi.
Penyelesaian melalui pengadilan pun dinilai akan membuat PG kehilangan kader yang bukan tak mungkin pindah haluan ke partai politik lain.
"Tentu saja itu tidak baik buat Golkar kedepan," tambah Andi.
Agung dan Ical juga diminta legowo melaksanakan Munas rekonsiliasi dan mendorong adanya regenerasi kepemimpinan partai.
"Jika opsi ini dilakukan, maka citra Agung dan Aburizal akan mulia dimata publik dan keluarga besar Golkar, khusnul khatimah. Siapapun yang menang dalam Munas ini, maka Agung dan Aburizal dilibatkan dalam menyusun kepengurusan Golkar kedepan bersama dengan formatur lainnya," terangnya.
Opsi kedua, lanjut Andi adalah Munas bersama hanya dilakukan khusus untuk memilih Aburizal dan Agung.
"Jika Agung yang menang, maka Aburizal jadi ketua wantim dan jika Abirizal yang menang, maka Agung yang menjadi wakil ketua umum dan bersama-sama menyusun keengurusan bersama formatur lainnya," imbuh Andi.
Andi juga meminta Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan fokus bekerja menjalankan fungsi-fungsi kepartaian dengan menjalankan fungsi pengawasan di Parlemen dan merelaisasikan program-program partai yang berpihak pada rakyat banyak.
medcom.id, Jakarta: Dua kubu yang berseteru, yakni kubu Aburizal 'Ical' Bakrie dan Agung Laksono harus bisa menyelesaikan konflik dalam perundingan yang akan dimulai besok, Selasa (23/12/2014). Jika gagal, cap buruk lah yang akan ditempelkan pada dua elite Partai Golkar itu.
"Jika tidak ada niat baik dari Agung dan Aburizal untuk menyatukan Golkar kembali, maka kedua figur itu akan dicatat sebagai biang kerok dalam sejarah kelam Partai Golkar (PG)," kata juru bicara Poros Muda Partai Golkar Andi Sinulingga ketika dihubungi wartawan, Senin (22/12/2014).
Pasalnya, kata Andi, konflik PG tak mungkin berakhir di meja hijau karena memakan waktu cukup lama.
"Secara psikologis akan sangat sulit diterima oleh pihak yang kalah dalam pengadilan," tambah Andi.
Penyelesaian melalui pengadilan pun dinilai akan membuat PG kehilangan kader yang bukan tak mungkin pindah haluan ke partai politik lain.
"Tentu saja itu tidak baik buat Golkar kedepan," tambah Andi.
Agung dan Ical juga diminta legowo melaksanakan Munas rekonsiliasi dan mendorong adanya regenerasi kepemimpinan partai.
"Jika opsi ini dilakukan, maka citra Agung dan Aburizal akan mulia dimata publik dan keluarga besar Golkar, khusnul khatimah. Siapapun yang menang dalam Munas ini, maka Agung dan Aburizal dilibatkan dalam menyusun kepengurusan Golkar kedepan bersama dengan formatur lainnya," terangnya.
Opsi kedua, lanjut Andi adalah Munas bersama hanya dilakukan khusus untuk memilih Aburizal dan Agung.
"Jika Agung yang menang, maka Aburizal jadi ketua wantim dan jika Abirizal yang menang, maka Agung yang menjadi wakil ketua umum dan bersama-sama menyusun keengurusan bersama formatur lainnya," imbuh Andi.
Andi juga meminta Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan fokus bekerja menjalankan fungsi-fungsi kepartaian dengan menjalankan fungsi pengawasan di Parlemen dan merelaisasikan program-program partai yang berpihak pada rakyat banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
