medcom.id, Jakarta: Ketua Umum PPP Romahurmuziy tak mau menanggapi pemecatan 10 anggota DPRD DKI Jakarta dari PPP yang dilakukan kubu Djan Faridz. Romi, sapaan karib Romahurmuziy, menilai kubu Djan tidak sah.
"Lucu saja, Djan enggak punya legalitas kok mecat," kata Romi saat dikonfirmasi, Selasa 14 Maret 2017.
Romi bilang, selama kubu Djan tidak sah di mata hukum maka apa yang dilakukan tidak sah. Jadi, kata dia, mau 1.000 kali pemecatan tetap tidak berpengaruh apapun.
Terkait pemecatan itu, Romi mengaku kubunya tidak mau menanggapi apapun. "Biarkan saja, dari dulu saya katakan dia enggak ada gerbongnya," ujar Romi.
Lantaran tak ada pengaruh apapun, 10 orang yang dipecat Djan tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Sekali lagi, dia bilang, tidak ada pengaruh apapun.
Ketua Umum PPP versi Djan Faridz memecat Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung. Hal ini membuat Lulung kehilangan jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP. Djan juga memecat sembilan anggota DPRD DKI lainnya.
"Kami sepakat memecat Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana, termasuk keanggotaannya di DPRD DKI Jakarta yang memberikan dukungan kepada paslon yang berbeda dengan DPP PPP," kata Djan di kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 13 Maret 2017.
Djan mengatakan, keputusan pemecatan Lulung diambil melalui rapat yang digelar Kamis 9 Maret. Lulung dinilai tak sejalan dengan sikap DPP PPP.
Djan mengaku telah beberapa kali melayangkan surat peringatan kepada Lulung cs. Tapi peringatan itu tak digubris. Mereka bahkan menyatakan dukungan untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan dan Sandaiga Salahudin Uno. Padahal, PPP kubu Djan mendukung paslon nomor urut dua: Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
"Kami tidak ingin terpecah belah, kami tidak ingin jadi kaki seribu," kata Djan kemarin.
Djan merinci, tiga orang anggota DPRD DKI dipecat karena mengikuti kubu Romahurmuziy. Sedangkan tujuh lagi mendukung pasangan nomor urut tiga.
medcom.id, Jakarta: Ketua Umum PPP Romahurmuziy tak mau menanggapi pemecatan 10 anggota DPRD DKI Jakarta dari PPP yang dilakukan kubu Djan Faridz. Romi, sapaan karib Romahurmuziy, menilai kubu Djan tidak sah.
"Lucu saja, Djan enggak punya legalitas kok mecat," kata Romi saat dikonfirmasi, Selasa 14 Maret 2017.
Romi bilang, selama kubu Djan tidak sah di mata hukum maka apa yang dilakukan tidak sah. Jadi, kata dia, mau 1.000 kali pemecatan tetap tidak berpengaruh apapun.
Terkait pemecatan itu, Romi mengaku kubunya tidak mau menanggapi apapun. "Biarkan saja, dari dulu saya katakan dia enggak ada gerbongnya," ujar Romi.
Lantaran tak ada pengaruh apapun, 10 orang yang dipecat Djan tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Sekali lagi, dia bilang, tidak ada pengaruh apapun.
Ketua Umum PPP versi Djan Faridz memecat Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung. Hal ini membuat Lulung kehilangan jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP. Djan juga memecat sembilan anggota DPRD DKI lainnya.
"Kami sepakat memecat Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana, termasuk keanggotaannya di DPRD DKI Jakarta yang memberikan dukungan kepada paslon yang berbeda dengan DPP PPP," kata Djan di kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 13 Maret 2017.
Djan mengatakan, keputusan pemecatan Lulung diambil melalui rapat yang digelar Kamis 9 Maret. Lulung dinilai tak sejalan dengan sikap DPP PPP.
Djan mengaku telah beberapa kali melayangkan surat peringatan kepada Lulung cs. Tapi peringatan itu tak digubris. Mereka bahkan menyatakan dukungan untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan dan Sandaiga Salahudin Uno. Padahal, PPP kubu Djan mendukung paslon nomor urut dua: Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
"Kami tidak ingin terpecah belah, kami tidak ingin jadi kaki seribu," kata Djan kemarin.
Djan merinci, tiga orang anggota DPRD DKI dipecat karena mengikuti kubu Romahurmuziy. Sedangkan tujuh lagi mendukung pasangan nomor urut tiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
