Jakarta: Presiden Joko Widodo bersama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal memutuskan desain kolom kepercayaan di KTP-el. Pembahasan bakal dibawa ke rapat terbatas di Istana Merdeka.
"Siang nanti diputuskan," kata Mendagri Tjahjo Kumolo di Kantor Kementerian LHK, Jakarta, Selasa, 3 April 2018.
Setidaknya, ada empat opsi desain. Selama ini, pemerintah condong ke opsi agama/kepercayaan di KTP-el. Namun, itu tak disetujui enam perwakilan agama resmi di Indonesia.
"Mereka merasa keberatan, karena dengan menempatkan kepercayaan di samping agama berarti menganggap keduanya sama, padahal beda," jelas Tjahjo.
Tjahjo menjelaskan masukan para penghayat kepercayaan juga berbeda. Mereka menginginkan kepercayaan ditulis detail. Sementara opsi yang mengakomodasi hanya menuliskan 'agama: kepercayaan' atau 'kepercayaan: kepada Tuhan yang Maha Esa'.
Perumusan bersama akan dilakukan demi mencapai kesepakatan. "Kami akan menyampaikan sejumlah alternatif. Kalau perlu satu kolom agama dan di bawahnya dicantumkan kepercayaan, atau masing-masing (agama dan kepercayaan)," ucap politikus PDI Perjuangan itu.
Menyadur data Kemendikbud, Tjahjo menyebut ada sekitar 180 ribu penghayat kepercayaan di Tanah Air. Ada pula 187 organisasi kepercayaan di 13 Provinsi. Sebanyak 160 organisasi aktif dan 27 lainnya tak aktif.
Jakarta: Presiden Joko Widodo bersama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bakal memutuskan desain kolom kepercayaan di KTP-el. Pembahasan bakal dibawa ke rapat terbatas di Istana Merdeka.
"Siang nanti diputuskan," kata Mendagri Tjahjo Kumolo di Kantor Kementerian LHK, Jakarta, Selasa, 3 April 2018.
Setidaknya, ada empat opsi desain. Selama ini, pemerintah condong ke opsi agama/kepercayaan di KTP-el. Namun, itu tak disetujui enam perwakilan agama resmi di Indonesia.
"Mereka merasa keberatan, karena dengan menempatkan kepercayaan di samping agama berarti menganggap keduanya sama, padahal beda," jelas Tjahjo.
Tjahjo menjelaskan masukan para penghayat kepercayaan juga berbeda. Mereka menginginkan kepercayaan ditulis detail. Sementara opsi yang mengakomodasi hanya menuliskan 'agama: kepercayaan' atau 'kepercayaan: kepada Tuhan yang Maha Esa'.
Perumusan bersama akan dilakukan demi mencapai kesepakatan. "Kami akan menyampaikan sejumlah alternatif. Kalau perlu satu kolom agama dan di bawahnya dicantumkan kepercayaan, atau masing-masing (agama dan kepercayaan)," ucap politikus PDI Perjuangan itu.
Menyadur data Kemendikbud, Tjahjo menyebut ada sekitar 180 ribu penghayat kepercayaan di Tanah Air. Ada pula 187 organisasi kepercayaan di 13 Provinsi. Sebanyak 160 organisasi aktif dan 27 lainnya tak aktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
