medcom.id, Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai kerap berkomentar minor kepada Pemerintahan Jokowi-JK. Partai Hanura meminta pemerintah tidak merespon pernyataan SBY.
"Kita fokus kerja untuk mewujudkan Nawacita. Kerja, kerja, kerja, itu saja fokus kita," kata Ketua DPP Hanura Benny Ramdhani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 28 Juli 2017.
Menurutnya, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pemerintah. Sebab, banyak tugas dan tanggung jawab yang terbengkalai dari pemerintahan sebelumnya. "Khususnya pemerintahan SBY yang juga tentu menjadi tanggung jawab pemerintah hari ini," ungkapnya.
Baca: Jokowi Sebut Kekhawatiran SBY Berlebihan
Pemerintahan Jokowi-JK bersama dengan partai politik pendukung, sebut Benny, harus tetap fokus menjawab cita-cita masyarakat. Juga fokus terhadap tujuan nasional yang ada dalam Pembukaan UUD 1945.
"Ini sebuah hutang sejarah, utang tanggung jawab yang dibayar oleh siapa pun yang diberikan mandat politik oleh rakyat," tutur Benny.
Menanggapi pertemuan antara SBY dengan Prabowo Subianto, Benny memandang pertemuan tersebut merupakan hal yang lumrah dilakukan antarsesama tokoh nasional. Hanura tidak khawatir dengan pertemuan yang digelar di kediaman SBY, Cikeas, Bogor.
"Pertemuan SBY-Prabowo adalah pertemuan biasa-biasa saja dalam konteks silahturahmi. Tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan dan tidak ada sesuatu yang dinilai istimewa dalam perteman itu oleh Hanura," pungkas Benny.
SBY sebelumnya mengatakan, penguasa jangan sampai 'abuse of power' dalam memimpin negara. Ini disampaikan SBY saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya, Puri Cikeas, Jawa Barat, Kamis malam.
medcom.id, Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai kerap berkomentar minor kepada Pemerintahan Jokowi-JK. Partai Hanura meminta pemerintah tidak merespon pernyataan SBY.
"Kita fokus kerja untuk mewujudkan Nawacita. Kerja, kerja, kerja, itu saja fokus kita," kata Ketua DPP Hanura Benny Ramdhani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 28 Juli 2017.
Menurutnya, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pemerintah. Sebab, banyak tugas dan tanggung jawab yang terbengkalai dari pemerintahan sebelumnya.
"Khususnya pemerintahan SBY yang juga tentu menjadi tanggung jawab pemerintah hari ini," ungkapnya.
Baca: Jokowi Sebut Kekhawatiran SBY Berlebihan
Pemerintahan Jokowi-JK bersama dengan partai politik pendukung, sebut Benny, harus tetap fokus menjawab cita-cita masyarakat. Juga fokus terhadap tujuan nasional yang ada dalam Pembukaan UUD 1945.
"Ini sebuah hutang sejarah, utang tanggung jawab yang dibayar oleh siapa pun yang diberikan mandat politik oleh rakyat," tutur Benny.
Menanggapi pertemuan antara SBY dengan Prabowo Subianto, Benny memandang pertemuan tersebut merupakan hal yang lumrah dilakukan antarsesama tokoh nasional. Hanura tidak khawatir dengan pertemuan yang digelar di kediaman SBY, Cikeas, Bogor.
"Pertemuan SBY-Prabowo adalah pertemuan biasa-biasa saja dalam konteks silahturahmi. Tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan dan tidak ada sesuatu yang dinilai istimewa dalam perteman itu oleh Hanura," pungkas Benny.
SBY sebelumnya mengatakan, penguasa jangan sampai 'abuse of power' dalam memimpin negara. Ini disampaikan SBY saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya, Puri Cikeas, Jawa Barat, Kamis malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
