medcom.id, Jakarta: Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menerima kunjungan Ketua Parlemen Korea Selatan Chung Ui Hwa dan rombongan di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, (22/12/2014). Pimpinan MPR yang terdiri dari Ketua MPR Zulkifli Hasan dan dua anggotanya, Hidayat Nur Wahid dan EE Mangindaan kompak mengenakan batik saat menyambut rombongan parlemen Korsel.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri duta besar Korea Selatan untuk Indonesia tersebut, Chung Ui Hwa mengaku sangat ingin menjalin hubungan erat dengan Indonesia di berbagai bidang. Dia juga sempat menyampaikan rasa bela sungkawanya atas bencana tenggelamnya kapal Oryong milik Korsel yang ikut mengangkut 32 orang warga negara Indonesia (WNI).
"Saya sangat sedih dan turut berbela sungkawa," kata Hwa.
Sementara itu, Ketua MPR Zulkifli Hassan juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Korea Selatan yang tidak memulangkan tenaga kerja Indonesia saat krisis ekonomi yang melanda dunia 2008 lalu.
Hwa juga menyampaikan pihaknya tidak ingin ada satupun negara yang masih berlagak 'penjajah' di suatu negara. Dia mengatakan, penjajahan tersebut sangat menyakitkan. Salah satu negara yang dijadikan contoh penjajahan hingga saat ini adalah Palestina.
"Pada dasarnya kami punya rasa sayang yang mendalam kepada Palestina. Kita mencintai kedamaian. Kami berharap sekali Israel dan Palestina bertemu bersama untuk berdamai," jawab Hwa.
Dia menambahkan, sebenarnya sudah ada kumpulan negara yang tergabung di dalam Mikta (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia) untuk menyelesaikan masalah yang timbul di dunia.
"Kami setuju. Parlemen dari kelima negara terlibat, kami sepakat. Soal Palestina, parlemen Eropa, satu per satu mengakui. Bagus juga kalau Korea Selatan bisa bersama-sama dengan kita memperjuangkan kemerdekaan Palestina," tukas Zulkifli Hasan.
medcom.id, Jakarta: Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menerima kunjungan Ketua Parlemen Korea Selatan Chung Ui Hwa dan rombongan di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, (22/12/2014). Pimpinan MPR yang terdiri dari Ketua MPR Zulkifli Hasan dan dua anggotanya, Hidayat Nur Wahid dan EE Mangindaan kompak mengenakan batik saat menyambut rombongan parlemen Korsel.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri duta besar Korea Selatan untuk Indonesia tersebut, Chung Ui Hwa mengaku sangat ingin menjalin hubungan erat dengan Indonesia di berbagai bidang. Dia juga sempat menyampaikan rasa bela sungkawanya atas bencana tenggelamnya kapal Oryong milik Korsel yang ikut mengangkut 32 orang warga negara Indonesia (WNI).
"Saya sangat sedih dan turut berbela sungkawa," kata Hwa.
Sementara itu, Ketua MPR Zulkifli Hassan juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Korea Selatan yang tidak memulangkan tenaga kerja Indonesia saat krisis ekonomi yang melanda dunia 2008 lalu.
Hwa juga menyampaikan pihaknya tidak ingin ada satupun negara yang masih berlagak 'penjajah' di suatu negara. Dia mengatakan, penjajahan tersebut sangat menyakitkan. Salah satu negara yang dijadikan contoh penjajahan hingga saat ini adalah Palestina.
"Pada dasarnya kami punya rasa sayang yang mendalam kepada Palestina. Kita mencintai kedamaian. Kami berharap sekali Israel dan Palestina bertemu bersama untuk berdamai," jawab Hwa.
Dia menambahkan, sebenarnya sudah ada kumpulan negara yang tergabung di dalam Mikta (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia) untuk menyelesaikan masalah yang timbul di dunia.
"Kami setuju. Parlemen dari kelima negara terlibat, kami sepakat. Soal Palestina, parlemen Eropa, satu per satu mengakui. Bagus juga kalau Korea Selatan bisa bersama-sama dengan kita memperjuangkan kemerdekaan Palestina," tukas Zulkifli Hasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)
