medcom.id, Jakarta: Terpidana kasus suap penambahan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian, Juard Effendi, menjadi saksi dalam perkara yang sama untuk terdakwa Maria Elizabeth Liman di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (18/3/2014). Dalam sidang hari ini, Juard kembali dimintai keterangannya terkait dengan penambahan kuota impor daging sapi di PT Indoguna Utama.
Juard yang juga mantan Direktur HRD PT Indoguna Utama tersebut juga dimintai kesaksiannya terkait dengan adanya penambahan kuota impor daging sapi sebanyak 20 ribu ton yang disetujui seorang menteri. Juard pun membenarkan hal itu, namun ia enggan menyebutkan nama menteri itu. "Elda katakan pada saya ada tambahan 20 ribu. Itu sudah disetujui pejabat tinggi yang saya tidak mau sebut," kata Juard.
Jaksa penuntut Supardi meminta Juard untuk mengungkap siapa pejabat yang dimaksud ke persidangan. Namun, Juard takut akan dituntut yang bersangkutan. "Saya enggak mau sebut. Saya pernah mau dituntut kalau saya sebut namanya. Saya pernah sidang, jadi saya enggak mau sebut namanya," jawab Juard.
Penambahan kuota 20 ribu ton itu memang pernah diungkap Juard dalam sidangnya terdahulu. Dalam sidang waktu lalu, Juard mengatakan, Elda Devianne Adiningrat menjual nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa untuk meyakinkan Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman untuk mengajukan penambahan kuota impor daging sapi ke Kementerian Pertanian.
Menurut Juard, Elda sengaja memakai nama Hatta Rajasa agar terlihat seolah-olah penambahan kuota tersebut telah disetujui. Elda dan rekannya Jerry yang dikenal Juard sebagai pegawai Elda menggunakan istilah 'Pak Uban' saat itu.
Hatta Rajasa pun telah membantah keras ikut terlibat dalam penentuan kuota daging impor daging setiap tahunnya. Menurutnya, keputusan impor daging hanya sebatas koordinasi di tingkatannya. (Lov)
medcom.id, Jakarta: Terpidana kasus suap penambahan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian, Juard Effendi, menjadi saksi dalam perkara yang sama untuk terdakwa Maria Elizabeth Liman di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (18/3/2014). Dalam sidang hari ini, Juard kembali dimintai keterangannya terkait dengan penambahan kuota impor daging sapi di PT Indoguna Utama.
Juard yang juga mantan Direktur HRD PT Indoguna Utama tersebut juga dimintai kesaksiannya terkait dengan adanya penambahan kuota impor daging sapi sebanyak 20 ribu ton yang disetujui seorang menteri. Juard pun membenarkan hal itu, namun ia enggan menyebutkan nama menteri itu. "Elda katakan pada saya ada tambahan 20 ribu. Itu sudah disetujui pejabat tinggi yang saya tidak mau sebut," kata Juard.
Jaksa penuntut Supardi meminta Juard untuk mengungkap siapa pejabat yang dimaksud ke persidangan. Namun, Juard takut akan dituntut yang bersangkutan. "Saya enggak mau sebut. Saya pernah mau dituntut kalau saya sebut namanya. Saya pernah sidang, jadi saya enggak mau sebut namanya," jawab Juard.
Penambahan kuota 20 ribu ton itu memang pernah diungkap Juard dalam sidangnya terdahulu. Dalam sidang waktu lalu, Juard mengatakan, Elda Devianne Adiningrat menjual nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa untuk meyakinkan Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman untuk mengajukan penambahan kuota impor daging sapi ke Kementerian Pertanian.
Menurut Juard, Elda sengaja memakai nama Hatta Rajasa agar terlihat seolah-olah penambahan kuota tersebut telah disetujui. Elda dan rekannya Jerry yang dikenal Juard sebagai pegawai Elda menggunakan istilah 'Pak Uban' saat itu.
Hatta Rajasa pun telah membantah keras ikut terlibat dalam penentuan kuota daging impor daging setiap tahunnya. Menurutnya, keputusan impor daging hanya sebatas koordinasi di tingkatannya. (Lov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)
