medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo sudah berkali-kali berjanji akan mengumumkan nasib Komjen Pol Budi Gunawan, yang tak kunjung dilantik sebagai kapolri. Dia mengatakan akan menunggu proses praperadilan. Padahal kini, proses itu sudah dinyatakan selesai.
Presiden beralasan, memutuskan nasib Budi tidak sesederhana yang dibayangkan. Menurut dia, terdapat tumpukan permasalahan yang harus diurai satu persatu. Kendati demikian, ia tak menjelaskan detail langkah penguraian tersebut. Desakan terus datang bertubi-tubi kepada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Lebih lanjut, Jokowi kini dihadapkan tiga pilihan. Yakni, melantik, tidak melantik dan melantik kemudian memberhentikan. Jokowi berada di tengah dua kekuatan besar, yakni yang mendukung pelantikan BG dari kalangan DPR minus Demokrat. Dan yang menolak pelantikan BG, berasal dari Koalisi Masyarakat sipil dan tim 9 bentukan Jokowi.
"Jika opsi melantik lalu memecat yang dipilihnya, maka konsekuensi yang sama pada opsi pertama dan kedua akan terjadi pada Jokowi. Publik akan menilai Jokowi tidak konsisten dan DPR akan menjadikan ini sebagai bahan yang akan selalu dipolitisir," kata Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar kepada Metrotvnews.com, Selasa, (17/2/2015) malam.
Rencana pengumuman terus menghangat setiap harinya. Namun, nyatanya hanya isapan jempol belaka. Sekeliling presiden kompak mengatakan, presiden sudah memiliki opsi yang siap dibeberkan. Namun hanya presiden dan Tuhan yang tahu, kapan Jokowi bersikap.
Lalu sampai kapan Presiden Joko Widodo membisu, padahal perintahnya sangat ditunggu?
Terutama, melihat dua lembaga penegak hukum, yakni KPK dan Polri. kedua lembaga itu hingga kini dinilai saling menikam. Mereka diduga tidak mengindahkan nasihat sang 'Ayah' yaitu Joko Widodo, yang meminta agar tak saling berkemelut.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo sudah berkali-kali berjanji akan mengumumkan nasib Komjen Pol Budi Gunawan, yang tak kunjung dilantik sebagai kapolri. Dia mengatakan akan menunggu proses praperadilan. Padahal kini, proses itu sudah dinyatakan selesai.
Presiden beralasan, memutuskan nasib Budi tidak sesederhana yang dibayangkan. Menurut dia, terdapat tumpukan permasalahan yang harus diurai satu persatu. Kendati demikian, ia tak menjelaskan detail langkah penguraian tersebut. Desakan terus datang bertubi-tubi kepada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Lebih lanjut, Jokowi kini dihadapkan tiga pilihan. Yakni, melantik, tidak melantik dan melantik kemudian memberhentikan. Jokowi berada di tengah dua kekuatan besar, yakni yang mendukung pelantikan BG dari kalangan DPR minus Demokrat. Dan yang menolak pelantikan BG, berasal dari Koalisi Masyarakat sipil dan tim 9 bentukan Jokowi.
"Jika opsi melantik lalu memecat yang dipilihnya, maka konsekuensi yang sama pada opsi pertama dan kedua akan terjadi pada Jokowi. Publik akan menilai Jokowi tidak konsisten dan DPR akan menjadikan ini sebagai bahan yang akan selalu dipolitisir," kata Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar kepada Metrotvnews.com, Selasa, (17/2/2015) malam.
Rencana pengumuman terus menghangat setiap harinya. Namun, nyatanya hanya isapan jempol belaka. Sekeliling presiden kompak mengatakan, presiden sudah memiliki opsi yang siap dibeberkan. Namun hanya presiden dan Tuhan yang tahu, kapan Jokowi bersikap.
Lalu sampai kapan Presiden Joko Widodo membisu, padahal perintahnya sangat ditunggu?
Terutama, melihat dua lembaga penegak hukum, yakni KPK dan Polri. kedua lembaga itu hingga kini dinilai saling menikam. Mereka diduga tidak mengindahkan nasihat sang 'Ayah' yaitu Joko Widodo, yang meminta agar tak saling berkemelut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)
