Jakarta: Pakar Politik dan Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana mengatakan implementasi demokrasi Indonesia perlu dievaluasi. Ada tiga indikator yang bisa dijadikan acuan kesuksesan penerapan demokrasi.
"Pertama, apakah demokrasi sudah sesuai kepribadian bangsa?" kata Hikmahanto dalam diskusi di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Desember 2021.
Hikmahanto mengatakan kepribadian Indonesia adalah gotong royong. Kemudian mengedepankan musyawarah dan mufakat.
Hikmahanto menyebut proses demokrasi Indonesia tidak lepas dari era kemerdekaan hingga hari ini. Namun, praktik demokrasinya masih berbeda-beda.
"Ada satu titik Indonesia bilang demokratis tapi tidak, bahkan cenderung otoriter," kata dia.
Baca: Presiden Perintahkan Polri Hormati Kebebasan Berpendapat
Indikator kedua, yakni apakah demokrasi menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat. Sebab, sistem demokrasi di seluruh negara sejatinya untuk menyejahterakan rakyat.
Hikmahanto menuturkan indikator ketiga ialah demokrasi mampu melahirkan pemimpin yang benar-benar dari rakyat. Bukan hasil dari biaya politik mahal hingga menimbulkan polarisasi.
"Ini yang harus kita evaluasi dan lihat seperti apa karena tidak bisa impor langsung (demokrasi) dari negara-negara yang lebih dulu mempraktikkannya," kata dia.
Jakarta: Pakar Politik dan Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana mengatakan implementasi
demokrasi Indonesia perlu dievaluasi. Ada tiga indikator yang bisa dijadikan acuan kesuksesan penerapan
demokrasi.
"Pertama, apakah demokrasi sudah sesuai kepribadian bangsa?" kata Hikmahanto dalam diskusi di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Desember 2021.
Hikmahanto mengatakan kepribadian Indonesia adalah gotong royong. Kemudian mengedepankan musyawarah dan mufakat.
Hikmahanto menyebut
proses demokrasi Indonesia tidak lepas dari era kemerdekaan hingga hari ini. Namun, praktik demokrasinya masih berbeda-beda.
"Ada satu titik Indonesia bilang demokratis tapi tidak, bahkan cenderung otoriter," kata dia.
Baca:
Presiden Perintahkan Polri Hormati Kebebasan Berpendapat
Indikator kedua, yakni apakah demokrasi menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat. Sebab, sistem demokrasi di seluruh negara sejatinya untuk menyejahterakan rakyat.
Hikmahanto menuturkan indikator ketiga ialah demokrasi mampu melahirkan pemimpin yang benar-benar dari rakyat. Bukan hasil dari biaya politik mahal hingga menimbulkan polarisasi.
"Ini yang harus kita evaluasi dan lihat seperti apa karena tidak bisa impor langsung (demokrasi) dari negara-negara yang lebih dulu mempraktikkannya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)
