"Simulasi pasangan akan bermanfaat untuk menemukan cawapres yang pas untuk Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024)," kata pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga saat dihubungi Medcom.id, Sabtu, 1 April 2023.
Jamiluddin mengatakan simulasi mestinya juga memasangkan dengan figur yang memiliki elektabilitas tertinggi. Ia meyakini instrumen itu akan memenuhi unsur objektivitas penetapan bakal cawapres di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Dengan cara objektivitas, partai pengusung Anies, NasDem, Demokrat, dan PKS, diharapkan dapat menerima dengan legowo cawapres yang terpilih menjadi pendamping Anies. Dengan begitu, perpecahan partai pengusung Anies dapat dihindari," ujar Jamiluddin.
Ia menambahkan untuk mendapatkan hasil yang objektif, idealnya simulasi dilaksanakan oleh lembaga survei yang independen. Cara itu juga diyakini dapat lebih diterima tiga partai politik (parpol) pengusung.
"Kalau dilakukan lembaga survei independen, diharapkan hasil simulasi dapat diterima oleh partai pengusung yang tergabung dalam Koalisi Perubahan," ucap Jamiluddin.
| Baca Juga: Biar Menang Banyak, Potensi Kontribusi Calon Pendamping Anies Disimulasikan |
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan pihaknya melakukan simulasi terhadap figur bakal cawapres pendamping Anies Baswedan. Simulasi ini menyangkut mengenai potensinya merebut suara bila berpasangan dengan Anies.
"Kita juga berdiskusi dan mensimulasikan begini bagaimana," kata Willy di Jakarta Pusat dikutip Jumat, 31 Maret 2023.
Ia mengatakan banyak tokoh yang telah berdiskusi dan memberi masukkan mengenai kecocokan pendamping Anies. Bahkan, beberapa diantaranya juga memberikan usulan kriteria yang pas.
"Ada yang menyebutkan nama, ada yang menyebutkan kriteria. Artinya, bahwa kita juga diskusi, excersice. Jadi, kalau kayak begini, bagaimana," ujar Willy.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
