medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi X DPR Anang Hermansyah menilai Hari Pers Nasional kali ini memiliki makna penting. Terutama dalam pemberantasan berita palsu atau hoax.
"Pers ibarat lampu penerang di tengah berlimpahnya informasi palsu," kata Anang dalam keterangan tertulis, Kamis 9 Februari 2017.
Anang mengatakan saat ini begitu mudah membuat portal media online. Setidaknya, data Dewan Pers menyebut terdapat 43.400 portal media online.
Anang menilai mayoritas konten dari portal itu diragukan akurasi dan keterpercayaannya. Sebab hanya 234 media online yang terdaftar di Dewan Pers.
"Orang menulis sesuai seleranya tanpa melalui kaidah-kaidah jurnalistik yang benar," ujar dia.
Anang mendukung kebijakan Dewan Pers dalam menggencarkan sertifikasi terhadap semua jenis media. Tidak hanya media online.
Karena dengan cara itu, masyarakat akan dapat membedakan mana media abal-abal dan mana yang profesional. Tentu sertifikasi ini bukan berarti pengekangan.
"Harus diingatkan, langkah sertifikasi tersebut jangan menjadi wajah baru negara untuk melakukan intervensi terhadap konten media massa. Jangan pernah kita mundur ke masa lalu," ujar dia.
Sebagai pilar keempat demokrasi, Anang juga berharap media tidak berhenti mengontrol cabang-cabang kekuasaan. Sikap kritis media, perlu ditunjukkan.
"Pers selain menjadi penyambung suara rakyat, juga menyuburkan semangat persatuan bangsa," tandas dia.
medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi X DPR Anang Hermansyah menilai Hari Pers Nasional kali ini memiliki makna penting. Terutama dalam pemberantasan berita palsu atau
hoax.
"Pers ibarat lampu penerang di tengah berlimpahnya informasi palsu," kata Anang dalam keterangan tertulis, Kamis 9 Februari 2017.
Anang mengatakan saat ini begitu mudah membuat portal media online. Setidaknya, data Dewan Pers menyebut terdapat 43.400 portal media
online.
Anang menilai mayoritas konten dari portal itu diragukan akurasi dan keterpercayaannya. Sebab hanya 234 media
online yang terdaftar di Dewan Pers.
"Orang menulis sesuai seleranya tanpa melalui kaidah-kaidah jurnalistik yang benar," ujar dia.
Anang mendukung kebijakan Dewan Pers dalam menggencarkan sertifikasi terhadap semua jenis media. Tidak hanya media
online.
Karena dengan cara itu, masyarakat akan dapat membedakan mana media abal-abal dan mana yang profesional. Tentu sertifikasi ini bukan berarti pengekangan.
"Harus diingatkan, langkah sertifikasi tersebut jangan menjadi wajah baru negara untuk melakukan intervensi terhadap konten media massa. Jangan pernah kita mundur ke masa lalu," ujar dia.
Sebagai pilar keempat demokrasi, Anang juga berharap media tidak berhenti mengontrol cabang-cabang kekuasaan. Sikap kritis media, perlu ditunjukkan.
"Pers selain menjadi penyambung suara rakyat, juga menyuburkan semangat persatuan bangsa," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)
