Jakarta: Pemerintah berencana membentuk induk usaha atau holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melibatkan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di bawah naungan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Holding untuk mendukung ekosistem pelaku usaha ultramikro (UMi) itu disebut meningkatkan pelayanan publik.
Direktur Utama PT Pegadaian Kuswiyoto mengatakan kerja sama dengan BRI akan menghemat pengeluaran untuk memperluas pelayanan pegadaian. Menurut dia, penghematan mencapai Rp200 juta untuk membangun satu outlet di pelosok.
"Kalau 2.000 outlet berarti (hemat) Rp400 miliar per tahun. Belum nanti kami punya penaksir-penaksir yang ditempatkan di kantor BRI, maka pelayanan kami terhadap masyarakat di remote area khususnya akan tambah banyak," ujar Kuswiyoto melalui keterangan tertulis, Senin, 8 Februari 2021.
Menurut dia, jangkauan pelayanan terhadap masyarakat di pelosok bakal jauh lebih bagus. Sehingga, masyarakat tak perlu meminjam uang ke rentenir, namun melalui Pegadaian.
"Intinya Pegadaian sangat oke dengan adanya holding ini, dan beberapa karyawan kami belum ngeh saja, masih ada yang protes, memang kami kurang sosialisasi jadi mungkin sosialisasi harus terus menerus kami lakukan," paparnya.
Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi menyebut integrasi ini dapat meningkatkan nilai tambah. Khususnya bagi nasabah dari tiga perusahaan yang terlibat.
"Kami setiap minggu bertemu (nasabah), mereka kami manjakan tak perlu ke cabang untuk bayar angsuran, tidak kena biaya transaksi," kata dia.
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Sitorus sependapat dengan hal itu. Menurut dia, integrasi antara Pegadaian, PNM, dan BRI bisa memaksimalkan skema teknologi informasi (IT).
"Dan itu menjadi bagian investasi dari BRI, itu mengurangi (biaya) dan (mendorong) efisiensinya,” kata Deddy.
Jakarta: Pemerintah berencana membentuk induk usaha atau
holding Badan Usaha Milik Negara (
BUMN) yang melibatkan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di bawah naungan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Holding untuk mendukung ekosistem pelaku usaha ultramikro (UMi) itu disebut meningkatkan pelayanan publik.
Direktur Utama PT Pegadaian Kuswiyoto mengatakan kerja sama dengan BRI akan menghemat pengeluaran untuk memperluas pelayanan pegadaian. Menurut dia, penghematan mencapai Rp200 juta untuk membangun satu
outlet di pelosok.
"Kalau 2.000 outlet berarti (hemat) Rp400 miliar per tahun. Belum nanti kami punya penaksir-penaksir yang ditempatkan di kantor BRI, maka pelayanan kami terhadap masyarakat di
remote area khususnya akan tambah banyak," ujar Kuswiyoto melalui keterangan tertulis, Senin, 8 Februari 2021.
Menurut dia, jangkauan pelayanan terhadap masyarakat di pelosok bakal jauh lebih bagus. Sehingga, masyarakat tak perlu meminjam uang ke rentenir, namun melalui Pegadaian.
"Intinya Pegadaian sangat oke dengan adanya
holding ini, dan beberapa karyawan kami belum ngeh saja, masih ada yang protes, memang kami kurang sosialisasi jadi mungkin sosialisasi harus terus menerus kami lakukan," paparnya.
Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi menyebut integrasi ini dapat meningkatkan nilai tambah. Khususnya bagi nasabah dari tiga perusahaan yang terlibat.
"Kami setiap minggu bertemu (nasabah), mereka kami manjakan tak perlu ke cabang untuk bayar angsuran, tidak kena biaya transaksi," kata dia.
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Sitorus sependapat dengan hal itu. Menurut dia, integrasi antara Pegadaian, PNM, dan BRI bisa memaksimalkan skema teknologi informasi (IT).
"Dan itu menjadi bagian investasi dari BRI, itu mengurangi (biaya) dan (mendorong) efisiensinya,” kata Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
