medcom.id, Jakarta: Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengusulkan empat nama mahasiswa yang gugur dalam perjuangan reformasi sebagai pahlawan. Menurutnya, gelar pahlawan harus diberikan kepada orang yang memiliki jasa besar.
Gelar pahlawan reformasi tersebut diusulkan kepada keempat korban dalam peristiwa 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti. Mereka adalah Elang Mulia Lermana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hartanto.
"Setiap perjuangan butuh pengorbanan. Memperingati 18 tahun reformasi ini, PPP mengusulkan bersama-sama empat mahasiswa yang gugur sebagai pahlawan reformasi," kata Romahurmuziy usai melantik Pengurus DPP PPP periode 2016-2021 di Gedung Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2016).
Namun, dibalik semua itu, Romy, sapaan Romahurmuziy menjelaskan, ia tak setuju dengan usul pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden RI, Soeharto. Romy menilai, masalah hukum Soeharto yang belum selesai menjadi ganjalan utama menyandang gelar pahlawan.
"Bagi PPP, usulan itu tidak pas. PPP justru mengusulkan, yang diberi gelar pahlawan adalah mahasiswa yang gugur memperjuangkan reformasi," jelas Romy.
Menurutnya, tidak semua presiden layak diberi gelar pahlawan. Usulan seseorang menjadi pahlawan, kata dia, harus memiliki jasa yang besar dan sebisa mungkin tidak memiliki sisi negatif.
"Gelar pahlawan diberikan kepada orang yang tanpa cela," tandas Romy.
medcom.id, Jakarta: Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengusulkan empat nama mahasiswa yang gugur dalam perjuangan reformasi sebagai pahlawan. Menurutnya, gelar pahlawan harus diberikan kepada orang yang memiliki jasa besar.
Gelar pahlawan reformasi tersebut diusulkan kepada keempat korban dalam peristiwa 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti. Mereka adalah Elang Mulia Lermana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hartanto.
"Setiap perjuangan butuh pengorbanan. Memperingati 18 tahun reformasi ini, PPP mengusulkan bersama-sama empat mahasiswa yang gugur sebagai pahlawan reformasi," kata Romahurmuziy usai melantik Pengurus DPP PPP periode 2016-2021 di Gedung Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2016).
Namun, dibalik semua itu, Romy, sapaan Romahurmuziy menjelaskan, ia tak setuju dengan usul pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden RI, Soeharto. Romy menilai, masalah hukum Soeharto yang belum selesai menjadi ganjalan utama menyandang gelar pahlawan.
"Bagi PPP, usulan itu tidak pas. PPP justru mengusulkan, yang diberi gelar pahlawan adalah mahasiswa yang gugur memperjuangkan reformasi," jelas Romy.
Menurutnya, tidak semua presiden layak diberi gelar pahlawan. Usulan seseorang menjadi pahlawan, kata dia, harus memiliki jasa yang besar dan sebisa mungkin tidak memiliki sisi negatif.
"Gelar pahlawan diberikan kepada orang yang tanpa cela," tandas Romy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
