medcom.id, Jakarta: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, sampai hari ini Partai Demokrat masih bekerja. Partai Demokrat belum memutuskan apakah akan masuk dalam dua poros koalisi yang sudah ada atau membangun koalisi baru atau diam.
"Sampai hari ini Partai Demokrat masih terus bekerja. Masih ada besok, lusa dan sampai 20 Mei tepat batas pendaftaran capres-cawapres. Sikap Partai Demokrat akan ditentukan dalam Rapimnas pada 18 Mei nanti," kata SBY di DPP Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2014).
SBY menyadari, masyarakat luas, termasuk media, menuggu sikap resmi Demokrat terkait pemilu presiden 9 Juli nanti: apakah berkoalisi dengan capres papan atas, Jokowi dan Prabowo Subianto, atau membangun koalisi sendiri. Atau Demokrat memilh tak mendukung siapa-siapa, lalu menyerahkan segala sesuatunya pada kader dan anggota untuk jatuhkan pilhan?
Menurut SBY, Demokrat dihadapkan pada dua keterbatasan. Pada pemilu legislatif 9 April lalu, perolehan suara Demokrat hanya sekitar 10 persen. "Sesuai ketentuan UU, perolehan suara ini membatasi Demokrat untuk bisa mengusung capres sendiri. Itu fakta pertama yang harus disadari," kata SBY.
Kedua, jelas SBY, elektabilitas 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat masih kalah dengan capres unggulan. "Insya Allah (elektabilitas peserta Konvensi Capres Demokrat) di masa depan akan lebih tinggi dari yang lain. Dengan elektabilitas yang tidak sebaik capres papan atas, ini juga membatasi pilihan Demokrat," kata SBY.
SBY mengaku, sampai saat ini ia masih terus menerima pesan pendek dari banyak warga yang menginginkan Demokrat mengajukan capres sendiri. Namun, sekali ini, kata SBY, Demokrat dihadapkan pada keterbatasan.
"Barangkali rakyat kali ini berharap partai lain untuk maju jadi capres lima tahun mendatang. Karena berbeda dengan tahun 2004 dan 2009, perolehan suara 10 persen saat itu bisa mengusung capres sendiri. Sekarang, suara 10 persen ini membatasi PD bisa mengusung capres sendiri," jelas SBY.
medcom.id, Jakarta: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, sampai hari ini Partai Demokrat masih bekerja. Partai Demokrat belum memutuskan apakah akan masuk dalam dua poros koalisi yang sudah ada atau membangun koalisi baru atau diam.
"Sampai hari ini Partai Demokrat masih terus bekerja. Masih ada besok, lusa dan sampai 20 Mei tepat batas pendaftaran capres-cawapres. Sikap Partai Demokrat akan ditentukan dalam Rapimnas pada 18 Mei nanti," kata SBY di DPP Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2014).
SBY menyadari, masyarakat luas, termasuk media, menuggu sikap resmi Demokrat terkait pemilu presiden 9 Juli nanti: apakah berkoalisi dengan capres papan atas, Jokowi dan Prabowo Subianto, atau membangun koalisi sendiri. Atau Demokrat memilh tak mendukung siapa-siapa, lalu menyerahkan segala sesuatunya pada kader dan anggota untuk jatuhkan pilhan?
Menurut SBY, Demokrat dihadapkan pada dua keterbatasan. Pada pemilu legislatif 9 April lalu, perolehan suara Demokrat hanya sekitar 10 persen. "Sesuai ketentuan UU, perolehan suara ini membatasi Demokrat untuk bisa mengusung capres sendiri. Itu fakta pertama yang harus disadari," kata SBY.
Kedua, jelas SBY, elektabilitas 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat masih kalah dengan capres unggulan. "Insya Allah (elektabilitas peserta Konvensi Capres Demokrat) di masa depan akan lebih tinggi dari yang lain. Dengan elektabilitas yang tidak sebaik capres papan atas, ini juga membatasi pilihan Demokrat," kata SBY.
SBY mengaku, sampai saat ini ia masih terus menerima pesan pendek dari banyak warga yang menginginkan Demokrat mengajukan capres sendiri. Namun, sekali ini, kata SBY, Demokrat dihadapkan pada keterbatasan.
"Barangkali rakyat kali ini berharap partai lain untuk maju jadi capres lima tahun mendatang. Karena berbeda dengan tahun 2004 dan 2009, perolehan suara 10 persen saat itu bisa mengusung capres sendiri. Sekarang, suara 10 persen ini membatasi PD bisa mengusung capres sendiri," jelas SBY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)
