medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri peresmian rumah pergerakan yang dinamakan Griya Gusdur. Luhut mengaku mengagumi sosok Presiden RI ke-4 tersebut.
"Saya kira kepemimpinan beliau selama dua tahun banyak sekali warna," kata Luhut di Rumah Pergerakan: Griya Gusdur di Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/1/2016).
Luhut menjelaskan, warna tersebut adalah gebrakan Gusdur yang membuat demokrasi Indonesia tanpa mengenal perbedaan. Pluralisme menjadi kata kunci menggambarkan kepemimpinan Gusdur, walau terhitung singkat.
"Saya kira itu hal-hal yang perlu dikenang. Dulu teman-teman Tionghoa enggak bisa merayakan hari imlek. Tapi sekarang jadi hari libur nasional," ujar Luhut.
Di samping itu, hadir juga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok. Kemudian, Romo Frans Magnis Suseno, KH Musthofa Bisri dan para Gusdurian.
Rumah Pergerakan: Griya Gusdur ini semula menjadi markas Kantor Wahid Institute, Positive Movement dan Jaringan Gusdurian. Rumah ini juga awal mulanya kediaman pribadi Keluarga KH Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah Wahid Hasyim.
Namun dalam momentum kali ini, rumah ini didedikasikan sebagai tempat perjuangan mewujudkan kemaslahatan umat. Tempat berkumpulnya orang-orang pergerakan untuk mendialogkan dan mewujudkan berbagai ide demi kebaikan bangsa.
Peresmian Griya Gusdur ini digelar Keluarga Ciganjur yang terdiri dari Shinta Nuriyah Wahid, Alissa Wahid, Yenny Wahid, Anita Wahid dan Inayah Wahid. "Kita menjadikan rumah ini sebagai 'pangkalan' para aktivis kebangsaan," kata ketua Panitia Alissa Wahid.
medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri peresmian rumah pergerakan yang dinamakan Griya Gusdur. Luhut mengaku mengagumi sosok Presiden RI ke-4 tersebut.
"Saya kira kepemimpinan beliau selama dua tahun banyak sekali warna," kata Luhut di Rumah Pergerakan: Griya Gusdur di Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/1/2016).
Luhut menjelaskan, warna tersebut adalah gebrakan Gusdur yang membuat demokrasi Indonesia tanpa mengenal perbedaan. Pluralisme menjadi kata kunci menggambarkan kepemimpinan Gusdur, walau terhitung singkat.
"Saya kira itu hal-hal yang perlu dikenang. Dulu teman-teman Tionghoa enggak bisa merayakan hari imlek. Tapi sekarang jadi hari libur nasional," ujar Luhut.
Di samping itu, hadir juga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok. Kemudian, Romo Frans Magnis Suseno, KH Musthofa Bisri dan para Gusdurian.
Rumah Pergerakan: Griya Gusdur ini semula menjadi markas Kantor Wahid Institute, Positive Movement dan Jaringan Gusdurian. Rumah ini juga awal mulanya kediaman pribadi Keluarga KH Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah Wahid Hasyim.
Namun dalam momentum kali ini, rumah ini didedikasikan sebagai tempat perjuangan mewujudkan kemaslahatan umat. Tempat berkumpulnya orang-orang pergerakan untuk mendialogkan dan mewujudkan berbagai ide demi kebaikan bangsa.
Peresmian Griya Gusdur ini digelar Keluarga Ciganjur yang terdiri dari Shinta Nuriyah Wahid, Alissa Wahid, Yenny Wahid, Anita Wahid dan Inayah Wahid. "Kita menjadikan rumah ini sebagai 'pangkalan' para aktivis kebangsaan," kata ketua Panitia Alissa Wahid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)
