Jakarta: Duet Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto masih terbuka selama Gerindra belum mendeklarasikan calon presiden pada Pilpres 2019. Ruang dialog masih sangat terbuka.
"Sampai saat ini kan belum ada dari Pak Prabowo dan pendukungnya melakukan deklarasi," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Februari 2018.
Posisi ketua umum Partai Gerindra itu masih di belakang Jokowi yang sudah menyatakan niat kembali masuk bursa capres dan didukung setidaknya lima parpol. Sedangkan Gerindra masih menimbang-nimbang dan baru memutuskan pada rapat kerja nasional.
Ide menduetkan Jokowi-Prabowo juga pernah diutarakan Ketua DPR Bambang Soesatyo. Politikus Golkar itu menyebut opsi itu bisa dipertimbangkan untuk menghindari pertarungan tajam pada Pilpres 2019 bila Jokowi dan Prabowo kembali bertarung.
"Supaya tidak ada lagi pertarungan tajam antara para capres yang kemudian menyisakan luka dan recovery-nya lama, ya sudah kalau Pak Jusuf Kalla tidak boleh, maka yang ideal adalah pasangan Jokowi-Prabowo," kata Bambang, Senin, 26 Februari 2018.
Baca: Gerindra Mustahil Usung Capres selain Prabowo
Bambang menjelaskan runcingnya pertarungan Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2014 cukup menjadi pelajaran bagi bangsa. Kinerja pemerintahan sempat terganggu imbas perseteruan dua kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).
"Jadi, ke depan saya pikir dibutuhkan kesadaran bagi kita sebagai anak bangsa untuk mendahulukan kepentingan rakyat dan mendorong pasangan yang minim potensi perpecahannya," jelas eks Ketua Komisi III itu.
Di sisi lain, Waketum Gerindra Fadli Zon menyebut Gerindra hampir mustahil mengusung tokoh lain. Kader diklaim masih menginginkan Prabowo sebagai calon orang nomor satu di Indonesia.
Jakarta: Duet Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto masih terbuka selama Gerindra belum mendeklarasikan calon presiden pada Pilpres 2019. Ruang dialog masih sangat terbuka.
"Sampai saat ini kan belum ada dari Pak Prabowo dan pendukungnya melakukan deklarasi," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Februari 2018.
Posisi ketua umum Partai Gerindra itu masih di belakang Jokowi yang sudah menyatakan niat kembali masuk bursa capres dan didukung setidaknya lima parpol. Sedangkan Gerindra masih menimbang-nimbang dan baru memutuskan pada rapat kerja nasional.
Ide menduetkan Jokowi-Prabowo juga pernah diutarakan Ketua DPR Bambang Soesatyo. Politikus Golkar itu menyebut opsi itu bisa dipertimbangkan untuk menghindari pertarungan tajam pada Pilpres 2019 bila Jokowi dan Prabowo kembali bertarung.
"Supaya tidak ada lagi pertarungan tajam antara para capres yang kemudian menyisakan luka dan recovery-nya lama, ya sudah kalau Pak Jusuf Kalla tidak boleh, maka yang ideal adalah pasangan Jokowi-Prabowo," kata Bambang, Senin, 26 Februari 2018.
Baca: Gerindra Mustahil Usung Capres selain Prabowo
Bambang menjelaskan runcingnya pertarungan Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2014 cukup menjadi pelajaran bagi bangsa. Kinerja pemerintahan sempat terganggu imbas perseteruan dua kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).
"Jadi, ke depan saya pikir dibutuhkan kesadaran bagi kita sebagai anak bangsa untuk mendahulukan kepentingan rakyat dan mendorong pasangan yang minim potensi perpecahannya," jelas eks Ketua Komisi III itu.
Di sisi lain, Waketum Gerindra Fadli Zon menyebut Gerindra hampir mustahil mengusung tokoh lain. Kader diklaim masih menginginkan Prabowo sebagai calon orang nomor satu di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)
