Ulama dan Umara Harus Saling Mendukung

medcom.id, Jakarta: Hubungan ulama dan umara memengaruhi kehidupan beragama dan kondisi negara. Bila keduanya saling mendukung, negara diyakini semakin maju. "Ada dua golongan yang harus saling mendukung untuk memajukan agama, bangsa, dan negara yakni ulama dan umara. Mari mendoakan semoga pimpinan dan anggota MPR amanah dan berkah dalam tugas," kata pimpinan majelis zikir Nurul Musthofa Habib Abdullah bin Ja'far Assegaf, Selasa 29 Agustus 2017. Pesan itu Habib Abdullah sampaikan sebelum memimpin zikir dan doa bersama dalam rangka HUT ke-72 MPR di gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta. Acara ini dihadiri pimpinan MPR Zulkifli Hasan, E.E. Mangindaan, Mahyudin, Hidayat Nur Wahid, Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono, serta ribuan orang dari berbagai organisasi kemasyarakatan Islam dan majelis zikir. "Kalau ulama dan umara bersatu, mampu menebar kebaikan, selamatlah umat dan bangsa ini. Karena itu pertemuan malam ini, pertemuan antara ulama dan umara, harus kita syukuri." Habib Abdullah meminta jamaah senantiasa mencintai bangsa dan negara Indonesia. Karena mencintai bangsa dan negara, seperti perintah Rasulullah, adalah sebagian dari iman. "Tidak sempurna iman seorang hamba, kalau dia tidak mencintai bangsa dan negaranya," ujar Habib Abdullah. Selain bacaan asmaul khusna, salawat, dan makhalul qiyam, Habib Abdullah berkali-kali memimpin pekik takbir dan merdeka. Ketua MPR Zulkifli Hasan Zulkifli Hasan menyampaikan, acara MPR berzikir merupakan cara untuk mensyukuri usia ke-72 tahun dengan hikmat. "Kami mohon doa dari para ulama dan masyarakat semoga MPR senantiasa amanah dalam pengabdian untuk bangsa dan negara," kata Zulkifli. Dia juga menyampaikan, MPR berzikir juga memohon pertolongan dari Allah agar bangsa ini diberi kekuatan untuk terus menjaga persatuan. Zulkifli berharap masyarakat selalu ingat dan menghormati perjuangan para pendiri bangsa ini. Zulkifli mengimbau kepada seluruh anak bangsa, seluruh elemen bangsa, jangan lagi mempersoalkan sesuatu yang sudah selesai 72 tahun silam. "Sudah saatnya kita semua elemen bangsa sungguh-sungguh menjalankan nilai-nilai luhur kita dalam perilaku sehari-hari. Harus diingat bahwa Pancasila adalah alat pemersatu, bukan alat pemecah belah,” tegas Zulkifli.