Jakarta: Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, menilai status darah biru Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ternyata bukan privilege atau hak istimewa. Status darah biru yang dimiliki keduanya justru menjadi beban saat mencalonkan diri menjadi presiden pada Pemilu 2024.
"Arus besar pemilih sekarang cenderung melihat darah biru ini bisa menjadi liabilities (beban), bukan lagi aset," kata Yunarto dalam tayangan program Hotroom, di Metro TV, Rabu, 4 Januari 2023.
Darah biru merupakan istilah yang disematkan kepada seseorang yang memiliki garis keturunan bangsawan. Khusus Puan dan AHY, keduanya adalah anak kandung dari mantan Presiden Indonesia, yakni Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca: KPU Cirebon Catat Lebih dari 4.000 Orang Daftar Calon Anggota PPS
Menurutnya, status darah biru yang dimiliki keduanya kurang disukai masyarakat. Terutama bagi mereka yang dikategorikan sebagai pemilih muda.
"Pemilih muda cenderung melihat kepemimpinan itu harus bottom up," kata dia. (Sri Dewi Larasati)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jakarta: Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, menilai status darah biru Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ternyata bukan
privilege atau hak istimewa. Status darah biru yang dimiliki keduanya justru menjadi beban saat mencalonkan diri menjadi presiden pada
Pemilu 2024.
"Arus besar pemilih sekarang cenderung melihat darah biru ini bisa menjadi liabilities (beban), bukan lagi aset," kata Yunarto dalam tayangan program Hotroom, di
Metro TV, Rabu, 4 Januari 2023.
Darah biru merupakan istilah yang disematkan kepada seseorang yang memiliki garis keturunan bangsawan. Khusus Puan dan AHY, keduanya adalah anak kandung dari mantan Presiden Indonesia, yakni Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca:
KPU Cirebon Catat Lebih dari 4.000 Orang Daftar Calon Anggota PPS
Menurutnya, status darah biru yang dimiliki keduanya kurang disukai masyarakat. Terutama bagi mereka yang dikategorikan sebagai pemilih muda.
"Pemilih muda cenderung melihat kepemimpinan itu harus
bottom up," kata dia.
(Sri Dewi Larasati)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
