Jakarta: Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily membantah penunjukan Bambang Soesatyo sebagai calon ketua MPR merupakan barter politik. Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, ditunjuk sebagai calon ketua MPR untuk menjaga konsolidasi partai agar tetap berjalan dengan baik.
"Ini bukan bagian dari bagi-bagi kursi. Tapi kita telah melakukan pengkajian yang mendalam," kata Ace saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.
Bamsoet sebelumnya digadang-gadang menjadi calon ketua umum Golkar. Dia bakal bertarung dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Namun, Bamsoet mengurungkan niatannya dan mendukung Airlangga untuk melanjutkan kepemimpinan di Golkar.
Ace juga tak memungkiri Bamsoet masih bisa berkompetisi dengan Airlangga dalam memperebutkan posisi ketum. Sebab, ini merupakan mekanisme dalam musyawarah nasional.
"Tentu proses politik itu kan membutuhkan juga adanya kesepahaman dan kesepakatan," ungkap dia.
Di sisi lain, Ace menyatakan perlunya kesepakatan dalam internal partai. Ini demi menghindari konflik internal partai.
Apalagi, sebagai salah satu partai politik pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin, ia tak ingin konflik yang terjadi di tubuh Golkar malah mengganggu soliditas partai pengusung lainnya.
"Dalam rangka kita menjaga pemerintahan Jokowi yang saat ini, saya kira menghadapi tantangan yang luar biasa," ujar Ace.
Jakarta: Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily membantah penunjukan Bambang Soesatyo sebagai calon ketua MPR merupakan barter politik. Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, ditunjuk sebagai calon ketua MPR untuk menjaga konsolidasi partai agar tetap berjalan dengan baik.
"Ini bukan bagian dari bagi-bagi kursi. Tapi kita telah melakukan pengkajian yang mendalam," kata Ace saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.
Bamsoet sebelumnya digadang-gadang menjadi calon ketua umum Golkar. Dia bakal bertarung dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Namun, Bamsoet mengurungkan niatannya dan mendukung Airlangga untuk melanjutkan kepemimpinan di Golkar.
Ace juga tak memungkiri Bamsoet masih bisa berkompetisi dengan Airlangga dalam memperebutkan posisi ketum. Sebab, ini merupakan mekanisme dalam musyawarah nasional.
"Tentu proses politik itu kan membutuhkan juga adanya kesepahaman dan kesepakatan," ungkap dia.
Di sisi lain, Ace menyatakan perlunya kesepakatan dalam internal partai. Ini demi menghindari konflik internal partai.
Apalagi, sebagai salah satu partai politik pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin, ia tak ingin konflik yang terjadi di tubuh Golkar malah mengganggu soliditas partai pengusung lainnya.
"Dalam rangka kita menjaga pemerintahan Jokowi yang saat ini, saya kira menghadapi tantangan yang luar biasa," ujar Ace.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
